Bisnis.com, JAKARTA -- Aparat keamanan Arab Saudi menembak jatuh sebuah drone yang terbang di ibu kota negara itu.
Pernyataan tersebut sekaligus menjadi bantahan adanya kontak bersenjata dan upaya kudeta di kerajaan tersebut. Reuters melansir Minggu (22/4/2018), juru bicara kepolisian Riyadh mengungkapkan aparat melihat ada drone rekreasional yang terbang tanpa izin.
Pihak keamanan pun menembak jatuh drone tersebut, sesuai dengan instruksi. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu dan Raja Salman disebut tidak berada di istananya saat itu.
"Raja sedang berada di pertaniannya di Diriya," ungkap seorang pejabat pemerintah.
Terkait peristiwa ini, Pemerintah Arab Saudi menyatakan akan segera memberlakukan regulasi untuk mengatur penggunaan drone rekreasional.
Sebelumnya, tersebar video yang menunjukkan adanya tembakan di area istana kerajaan. Video itu memunculkan ketakutan di masyarakat mengenai adanya gejolak politik dan upaya kudeta di negara Timur Tengah tersebut.
Bunyi tembakan berlangsung selama setidaknya 30 detik. Salah satu video menunjukkan dua mobil polisi diparkir di tengah jalan yang gelap.
Dalam setahun terakhir, Arab Saudi telah melalui banyak perubahan politik setelah Pangeran Mohammed bin Salman diangkat menjadi Putra Mahkota. Dia mencabut berbagai larangan yang sebelumnya diterapkan kepada perempuan, membuka negara itu dalam hal budaya ke dunia internasional, dan memimpin reformasi ekonomi.
Pada November 2017, Mohammed bin Salman yang juga dikenal dengan sebutan MBS menangkap ratusan pangeran, pebisnis, dan pejabat pemerintah yang diduga korupsi. Sebagian besar sudah dilepaskan setelah membayar sejumlah uang sebagai kompensasi kepada pemerintah.
Meski mendapat dukungan dari generasi muda Arab Saudi, banyak generasi lebih tua yang mewaspadai langkah MBS.
Selama beberapa pekan terakhir, MBS berkeliling dunia untuk bertemu dengan para pemimpin negara sahabat dan investor. Selain berupaya menarik investor bisnis, dia juga mencari dukungan untuk mencegah penyebaran pengaruh Iran.