Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Doa Ketua MUI untuk Jokowi

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin turut mendoakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pemilihan umum 2019. Jokowi sudah resmi diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai calon presiden 2019.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kiri), Ketua MUI Ma'ruf Amin (ketiga kiri) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengamati dagangan nasabah Bank Wakaf Mikro di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/3/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kiri), Ketua MUI Ma'ruf Amin (ketiga kiri) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengamati dagangan nasabah Bank Wakaf Mikro di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/3/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Kabar24.com, JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin turut mendoakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pemilihan umum 2019. Jokowi sudah resmi diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai calon presiden 2019.

Dalam doanya, Maruf meminta agar Jokowi tetap tegar.

"Tetap bekerja terus, membangun dan optimis. Dan tidak terprovokasi oleh isu macam-macam," kata Maruf di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (2/4/2018).

Maruf menyarankan agar Jokowi juga tetap berpegang teguh dan berjalan pada khittahnya atau garis besar perjuangan. Sejumlah isu yang kerap didapat Jokowi adalah tentang dirinya keturunan Partai Komunis Indonesia. Bahkan seseorang bernama Bambang Tri Mulyono, pernah menulis buku 'Jokowi Undercover' yang isinya menuduh Jokowi keturunan PKI.

Bambang akhirnya ditangkap polisi dan divonis hukuman 3 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Blora, Jawa Tengah.

Jokowi juga pernah mengungkapkan kekesalannya karena kerap dituduh sebagai keturunan atau anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Di tengah acara pembagian sertifikat tanah di Sentul, Kabupaten Bogor, Jokowi membantah tudingan tersebut. Mantan Wali Kota Solo itu menyebut tuduhan ia PKI tersebut adalah fitnah yang tak logis.

"PKI itu bubar 1965, saya lahir 1961. Artinya umur saya baru 3-4 tahun. Masa ada PKI balita," kata Jokowi di Sentul, Bogor pada Selasa, 6 Maret 2018.

Jokowi mengatakan merasa serba salah menyikapi tudingan dirinya PKI yang tersebar di media sosial. Sebab, ia sering mengingatkan agar publik tidak mudah percaya isu itu.

"Ada loh orang yang percaya. Coba logikanya enggak masuk kan? Masih ada yang percaya juga," kata Jokowi.

Menurut dia, fitnah seperti itu sering muncul dan menyerang siapapun jelang pemilihan kepala daerah atau pemilihan presiden. Jokowi meminta masyarakat tidak terpengaruh sehingga antarsesama tidak saling mencela.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper