Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Operasi Tinombala Dievaluasi,‎ Polri Fokus Pengamanan Pilkada

Mabes Polri akan mengevaluasi operasi tinombala yaitu operasi gabungan TNI-Polri untuk menangkap sisa kelompok teroris Santoso di Poso Sulawesi Tengah yang habis masa operasinya pada akhir Maret 2018.

 

Bisnis.com, JAKARTA—Mabes Polri akan mengevaluasi operasi tinombala yaitu operasi gabungan TNI-Polri untuk menangkap sisa kelompok teroris Santoso di Poso Sulawesi Tengah yang habis masa operasinya pada akhir Maret 2018.

Wakapolri Komjen Pol Syafruddin mengemukakan Kepolisian ‎kini tengah membutuhkan banyak personel untuk mengamankan pemilihan kepala daerah serentak 2018 di seluruh Indonesia. Menurutnya, pengamanan itu dinilai lebih penting dibandingkan mengerahkan banyak personel hanya untuk menangkap anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso yang masih belum tertangkap di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah mengingat frekuensi serangan kelompok tersebut juga sudah menurun.

"Kami ini sekarang mengawasi Indonesia tidak hanya di satu titik saja ya. Apalagi ini mau Pemilukada. Pasukan harus kita konsentrasikan untuk Pemilukada agar bisa menjaga stabilitas keamanan nanti," tuturnya hari ini Senin (2/4/2018).

Dia mengatakan jika berdasarkan hasil evaluasi operasi tinombala itu harus diperpanjang, maka Kepolisian akan memperpanjang operasi tinombala. Namun menurutnya, jika operasi tinombala itu dapat ditangani oleh aparat kepolisian setempat, maka akan diserahkan kepada penegak hukum di wilayah tersebut.

"‎Sedang kami evaluasi dulu operasi ini, kalau memang diperlukan akan kami perpanjang. Tapi kalau tidak, cukup operasi rutin saja. Kalau itu bisa ditangani oleh kewilayahan, ya wilayah saja yang tangani," katanya.

7 Teroris Belum Tertangkap

‎Sebelumnya, ‎Kepolisian didesak untuk memaksimalkan operasi tinombala agar bisa segera menangkap seluruh anggota teroris kelompok pimpinan Santoso yang masih buron di wilayah Poso, Sulawesi Tengah sehingga dapat mencegah peristiwa Marawi juga terjadi di Poso.

Pengamat Teroris dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Robi Sugara optimistis Kepolisian tidak hanya bisa mencegah terjadinya peristiwa Marawi melebar hingga ke Poso, tetapi juga dapat mencegah peredaran senjata api ilegal yang digunakan teroris di Indonesia jika operasi tinombala dimaksimalkan Kepolisian.

“Operasi tinombala ini bisa mencegah peredaran senjata ilegal dan mencegah peristiwa Marawi terjadi di Poso,” ujarnya.

Seperti diketahui, Kepolisian memperpanjang operasi tinombala mulai Januari-Maret 2018 yang bertujuan untuk memburu 7 orang sisa teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang diketuai oleh Santoso yang tewas pada 2016 lalu.

Nama teroris yang tersisa itu di antaranya adalah Ali Muhammad alias Ali Kalora alias Ali Ambon, Muhammad Faisal alias Namnung alias Kobar, Qatar alias Farel, Nae alias Galuh, Basir alias Romzi, Abu Alim dan Kholid.

Kepolisian memperpanjang operasi tinombala pada Januari 2018 dan akan berakhir pada Maret 2018 karena periode operasi itu hanya berlangsung selama tiga bulan. Operasi tinombala, tidak hanya diisi oleh anggota Polri, tetapi juga melibatkan TNI, TNI AD, dan Brimob.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper