Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres JK Berpesan Golkar Harus Rebut Hati Rakyat, Ini Caranya

Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri Rapat Kerja Nasional Partai Golkar 2018. Dalam acara tersebut dia memberikan pesan agar meraih simpati masyarakat dalam menghadapi pemilu kepala daerah 2018 dan pemilu presiden serta legislative 2019
Wakil Presiden Jusuf Kalla./Bloomberg-Dimas Ardian
Wakil Presiden Jusuf Kalla./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri Rapat Kerja Nasional Partai Golkar 2018 dan memberikan pesan agar meraih simpati masyarakat dalam menghadapi pemilu kepala daerah 2018 dan Pemilu Presiden 2019.

Menurut Jusuf Kalla atau JK, rakyat memilih partai karena manfaatnya dan melihat apa yang dilakukan kader partai tersebut di parlemen, pemerintahan serta di lingkungan masyarakat. JK, yang pernah memimpin Partai Golkar pada periode 2004-2009, menyebut partai harus sibuk meraih simpati rakyat jelang pemilu.

“Harus punya keterkaitan dengan masyarakat dalam waktu lama. Partai harus punya rekam jejak yang bagus,” katanya di Hotel Sultan Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Dia pun menyinggung rekam jejak Partai Golkar pada masa lalu yang kerap dihiasi konflik internal. Oleh karena itu, menurutnya, pengurus baru saat ini di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto harus mengangkat kepercayaan masyarakat.

Menurutnya, Partai Golkar memiliki sejarah panjang dan bisa dilupakan jika tidak punya rekam jejak prestasi serta manfaat bagi masyarkaat.

“Saat ini sistem pemilu terbuka dan banyak aturan. Maka langkah partai di masyarakat jadi ukuran meraih simpati masyarakat. Juga kader partai di pemerintahan. Ini jadi hal penting. Apa lagi tagline ‘Bersih, Bangkit, Maju dan Menang. Bagaimana agar partai bersih dan melupakan masa kelam di masa lalu,” ujarnya.

Dia berharap, dalam mengangkat nama baik partai semua pengurus di pusat hingga daerah berperan aktif.

JK pun menyinggung strategi kampanye saat ini yang akan berbeda dengan masa lalu, sehingga mesin partai harus terus beradaptasi dan dengan pengerahan upaya yang berbeda.

“Dulu pengerahan massa sekarang face to face. Dulu riuh rendah kumpul sekarang di medsos. Ini harus diberikan upaya berbeda,” ucapnya.

Dia menekankan, Partai Golkar saat ini harus lebih demokratis dengan menjalankan organisasi penuh keterbukaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper