Kabar24.com, JAKARTA - Orang terkaya di Hong Kong, Li Ka-shing, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai ketua CK Hutchison Holdings Ltd pada Jumat (16/3/2018).
Li membawa sebuah cerita tentang kekayaan yang membuatnya menjadi pahlawan dalam dunia kapitalis yang berputar bebas. Li pria berumur 89 tahun, mengatakan bahwa dirinya akan mengumumkan pensiunnya setelah rapat umum tahunan pada 10 Mei.
Dia a akan memberi ‘jubah kekuasaan’ kepada putera tertua bernama Victor Li, yang memang telah lama dikabarkan untuk mewarisi posisi atas dirinya.
Meski pemujaan Hong Kong terhadap Li Ka-shing dan ceritanya telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir ini, Li tetap terpandang dan melangkah keluar dari perusahaan yang paling bergengsi, mencakup lebih dari 50 negara dan 323.000 karyawan pada hitungan terakhir.
"Superman," kata seorang anak (13) magang, seperti dikutip dari lama Reuters (16/3/2018).
Ungkapan tersebut menggambarkan ketajaman dan kesuksesan bisnis Li.
"Sudah lama aku bekerja, terlalu lama," imbuh Li santai, mengenakan jas gelap dan dasi bergaris.
Dia mengatakan bahwa rahasia kesuksesannya adalah buah dari perbaikan diri dan kerja keras yang dilakukan terus-menerus.
"Saya selalu mengambil jalan yang lurus," katanya.
"Saya sangat senang dan sangat terhormat karena saya memiliki kesempatan ini."
Namun, Li akan tetap menjadi penasihat senior untuk CK Hutchison Holdings Ltd. Sementara itu, Victor, yang telah menjadi direktur manajer kelompok selama beberapa tahun, dipandang sebagai tangan yang cocok dan tidak mungkin berubah arah untuk menggantikan Li.
Semasa jabatannya, Li Ka-shing pernah mempercepat akuisisi perusahaan luar negerinya untuk membantu mengimbangi penurunan nilai bisnis Inggris setelah Brexit.
Melalui kapal induknya CK Hutchison, Li mengendalikan operator pelabuhan kontainer terbesar di dunia, Kanada Husky Energy Inc (HSE.TO), salah satu operator telekomunikasi terkemuka di Eropa, serta aset infrastruktur dan investasi jangka panjangnya di Inggris.
"Li Ka-shing luar biasa, dia adalah panutan, dan saya menganggapnya demikian," kata Stuart Gulliver, mantan CEO HSBC.
Dia mengatakan, pencapaiannya saat ini adalah berkat penjualan saham HSBC pada 1979 kepada Li di Hutchison Whampoa, yang mana membuatnya berhasil menjadi konglomerat Tionghoa pertama.
Mantan CEO HSBC itu juga memuji rencana suksesi Li karena sangat cakap dalam mengatur segala hal. Meskipun, dia memandang Victor agak aneh karena membicarakan kematian ketika berada di antara konglomerat, yang mana hal tersebut dipandang sering membawa kesialan.
Memperkuat pandangan bahwa transisi akan mulus, Victor berkata: "Besok pagi ketika saya pergi bekerja di sana tidak akan ada bedanya, [Ayah dan saya] juga tetangga lantai atas di lantai bawah, bagaimana mungkin kita tidak berdiskusi?"