Kabar24.com, SEMARANG—Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah optimis target investasi tahun ini yang mencapai Rp47,4 triliun dapat terlampaui.
Kepala DMPTSP Jawa Tengah Prasetyo Ariwibowo menyebutkan, target tersebut dinilainya relatif realistis. Pasalnya pada tahun lalu Jateng mampu membukukan realisasi investasi hingga Rp51,5 triliun atau menempati posisi keenam terbesar di Indonesia.
“Kami relatif optimistis, karena trennya [investasi] Jawa Tengah memang terus naik. Pemerintah daerah juga terus berbenah, sehingga makin terbuka bagi investor,” kata Prasetyo, Kamis (8/3).
Berdasarkan catatan, sepanjang dua bulan pertama 2018 ini, setidaknya telah terdapat 2.000 izin usaha dan investasi yang diterbitkan DPMPTSP Semarang. Hanya saja dia belum dapat menyebutkan total investasi yang telah masuk sepanjang tahun ini.
Dia pun mengaku terus mendorong promosi peluang investasi kepada calon investor baru maupun yang telah berinvestasi di Jateng. Selain itu dia juga akan mendesak para investor yang telah masuk ke Jateng untuk segera membuat dan menyerahkan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM), supaya dapat memaksimalkan potensi yang belum tergarap.
Sementara itu, terkait investasi berdasarkan negara asal, dia memprediksi investor dari Jepang masih akan mendominasi. Pasalnya, kawasan Jateng memiliki potensi yang sangat diminati pemodal asal Negeri Sakura tersebut, terutama di sektor komponen mesin dan energi.
Prasetyo menyebutkan, dua investasi dengan nilai besar dari Jepang adalah PLTU Tanjung Jati dan PLTU Batang. Nilai investasi dari negara tersebut berpeluang kembali naik jika terdapat masukan tawaran proyek baru dari para pemerintah kota dan kabupaten Jateng.
Di sisi lain, otoritasnya juga akan memaksimalkan promosinya kepada Kawasan Industri Kendal (KIK). Dia mengatakan, sejumlah infrastruktur pendukung telah dikebut pengerjaannya pada tahun ini, supaya KIK semakin menarik investor.
Infrastruktur pendukung tersebut salah satunya pembangunan jaringan pemasok air baku yang didanai melalui APBN. Selain itu, ada pula pembangunan Politeknik Industri Furniture dan Pengolahan Kayu KIK yang ditargetkan selesai tahun ini.
Terkait masalah kelistrikan, PLN Unit Induk Jawa Bagian Tengah II (UIP JBT II) menjamin bahwa pasokan ke industri di KIK akan terjamin. Pasalnya, perusahaan energi plat merah tesebut telah menyediakan listrik hingga 7.220 Mega Watt (MW) listrik yang akan masuk dalam sistem hingga 2019.