Kabar24.com, SEMARANG - Badan Ekonomi Kreatif tertarik menggarap pelaku kuliner di Kota Semarang, Jawa Tengah. Hal itu dilakukan dengan sosialisasi program platform Food Startup Indonesia (FSI) 2018 dengan melibatkan sejumlah pelaku kuliner.
Sosialisasi FSI di Kota Semarang dilakukan untuk menjaring para startup kuliner dengan talenta terbaik. Semarang menjadi kota keempat dari 10 kota di Indonesia yang masuk dalam program sosialisasi FSI.
"Dari data kami Semarang termasuk lima besar dengan jumlah peserta cukup banyak yang mendaftar food startup tahun lalu, " kata Kepala Subdit Dana Masyarakat Direktorat Akses Non Perbankan Bekraf, Hanifah Makarim, Kamis (1/3/2018).
Selain itu, kata dia, dipilihnya Semarang dalam sosialisasi FSI karena potensi kuliner kota berjuluk lumpia itu yang cukup beragam. Semarang juga memiliki beberapa perwakilan pemenang FSI tahun lalu yang memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait wawasan statup.
Di lihat dari prosentasenya, pelaku Food Startup Indonesia di Jawa Tengah relatif besar mencapai 13%. Sementara DKI Jakarta 19 persen, Jawa Timur 28% Jawa Barat 30% dan Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 10%.
"Memang ada beberapa kota yang kita samperin karena potensinya besar. Ada juga yang belum banyak, tapi kita ingin menggali potensinya, seperti Banjarmasin minggu depan," ujarnya.
Baca Juga
Melalui program FSI, ia berharap para pengusaha startup berkesempatan mendaftar demoday FSI 2018 yang akan digelar di Surabaya pada akhir Juli nanti. Pada acara Demoday nanti, mereka juga berkesempatan meningkatkan pengetahuan, produk, serta kemampuan negosiasi denganinvestor mellaui mentoring program. Pun memperlihatkan produk mereka di hadapan peserta expo serta menarik minat investor melalui pitching.
Hanifah menambahkan, startup kuliner yang tergabung dalam ekosistem Bekraf platform FSI bisa langsung menghubungi metor jaringan Bekraf. Sekaligus mengetahui data investor dan startup kuliner lainya.
"Kuliner sendiri diketahui penyumbang PDB ekonomi kreatif Indonesia terbesar tahun 2016 lalu yakni 41,40% atau mencapai Rp383 triliun. Makadengan platform ini akan memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat, " katanya.