Bisnis.com, JAKARTA — Partai Demokrat ingin kadernya dapat masuk bursa calon presiden dan wakil presiden pada pemilu 2019. Oleh karena itu, partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono itu ingin menjajaki koalisi yang permanen.
“Kami dalam Pemilu presiden menginginkan kader kami berlaga, apakah menjadi presiden atau menjadi wakil presiden. Namun, kami melihat kenyataan politik yang ada sekarang hanya memiliki 10% lebih suara, turun dari 20%. Tentunya tidak bisa mencalonkan sendiri sehingga harus berkoalisi dan perlu waktu karena harus beri yang terbaik dalam koalisi tersebut. Untuk itu kami tetap melaksanakan lobi politik untuk mencapai koalisi yang permanen,” papar Wakil Ketua DPR RI dari Partai Demokrat Agus Hermanto, di kompleks parlemen, Kamis (22/2/2018).
Namun, bentuk koalisi serta langkah apa yang akan dilakukan partai tersebut masih dalam taraf penjajakan dan pembicaraan.
Disinggung mengenai kemungkinan merapat pada kubu Presiden Joko Widodo atau Prabowo Subianto, dia menyebut pihaknya sedang mempertimbangkan apakah pada Pemilu presiden 2019 akan tetap ada dua poros politik atau bahkan tiga kubu.
Seperti diketahui, wacana yang muncul terkait Pemilu presiden 2019 akan muncul dua poros utama. Tetapi, sangat memungkinkan tiga kandidat calon presiden hadir.
Kendati demikian, berbagai lembaga survei merilis nama Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebagai kandidat dengan elektabilitas tertinggi. Sehingga, banyak tokoh politik yang ingin mengikuti kontestasi demokrasi itu cenderung memposisikan diri sebagai calon wakil presiden dibandingkan calon presiden.
“Paling banyak 3 poros, 3 pasang kandidat. Semua masih cair, ini masih dperlukan waktu. Partai Demokrat ingin menggunakan waktu seefektif mungkin dengan proporsional,” ujar Agus.
Terkait kemungkinan diusungnya nama Agus Harimurti Yudhoyono, dia mengungkapkan kader muda di Partai Demokrat menginginkan Agus Harimurti Yudhoyono bisa tampil di pentas politik Indonesia ke depannya.