Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerang FBI dan anggota parlemen yang menyelidiki dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden tahun 2016.
Dilansir Reuters, Trump mengatakan bahwa fokus yang berlebihan pada Rusia membuat mereka kehilangan kesempatan yang dapat mencegah penembakan mematikan di sebuah sekolah di Florida beberapa hari lalu.
Dalam serangkaian tweet pada akun Twitternya, Trump mengatakan bahwa penyelidikan kongres dan kebencian politis menunjukkan bahwa Rusia telah berhasil menabur "perselisihan, kekacauan dan kekacauan" di AS.
Selain itu, dia juga menuduh mantan Presiden Barack Obama gagal melakukan pencegahan untuk menghentikan campur tangan Rusia dalam pemilihan umum.
"Mereka tertawa dengan keras di Moskow," ujar Trump pada akun Twitternya, Minggu (19/2/2018).
Tweet tersebut menyusul pengumuman pada hari Jumat bahwa pengacara khusus Robert Mueller telah mendakwa 13 warga Rusia dan tiga perusahaan Rusia melakukan konspirasi untuk mengatur pemilihan umum AS di 2016.
Salah satu tuduhan dalam surat dakwaan tersebut mengatakan bahwa warga Rusia tersebut menyebarkan pesan yang memecah belah dan mengadakan demonstrasi politik dan berpura-pura sebagai warga AS.
Very sad that the FBI missed all of the many signals sent out by the Florida school shooter. This is not acceptable. They are spending too much time trying to prove Russian collusion with the Trump campaign - there is no collusion. Get back to the basics and make us all proud!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) February 18, 2018
Dalam tweet lainnya, Trump mengkritik FBI karena melewatkan tanda peringatan dalam kasus Nikolas Cruz, yang dituduh membunuh 17 orang pada hari Rabu di Marjory Stoneman Douglas High School di Parkland, Florida.
"Sangat menyedihkan bahwa FBI melewatkan begitu banyak tanda-tanda dari penembak di sekolah di Florida. Ini tidak dapat diterima," kicau Trump.
"Mereka menghabiskan terlalu banyak waktu untuk membuktikan kolusi Rusia dengan kampanye Trump - tidak ada kolusi," tambahnya.
FBI mengakui pada hari Jumat bahwa mereka gagal untuk menyelidiki sebuah peringatan bahwa Cruz memiliki senjata dan keinginan untuk membunuh.