Bisnis.com, JAKARTA - Aksi penembakan di SMA Marjory Stoneman Douglas di Florida, AS menuai banyak reaksi termasuk kritikan terhadap Pemerintah AS.
Kritikan yang disampaikan mengerucut pada kebijakan pengendalian senjata di negara itu. BBC.com melansir Jumat (16/2/2018), sebagian besar kritik ini datang dari kubu Partai Demokrat yang mendukung pengetatan kepemilikan senjata di masyarakat.
Senator Florida dari Partai Demokrat, Bill Nelson, menyampaikan rasa frustrasinya dengan bertanya apa lagi yang harus terjadi sampai adanya kebijakan yang lebih baik.
Senada, Senator Connecticut yang juga berasal dari Partai Demokrat, Chris Murphy, menilai sekaranglah saatnya untuk membicarakan kontrol senjata.
Dalam akun Twitter-nya, dia mengatakan: Don't tell me tomorrow isn't the appropriate time to debate gun violence. If you're a political leader doing nothing about this slaughter, you're an accomplice. (Jangan katakan besok bukan waktu yang tepat untuk memperdebatkan kekerasan senjata. Jika Anda adalah seorang pemimpin politik yang tidak melakukan apapun mengenai pembantaian ini, maka Anda ikut terlibat di dalamnya.)
Dalam wawancara dengan CNN, orang tua salah satu korban mendesak Presiden AS Donald Trump untuk segera mengeluarkan kebijakan.
"Lakukan sesuatu. Kami memerlukan aksi nyata sekarang. Anak-anak ini memerlukan keamanan sekarang," ujarnya.
Tetapi, banyak politisi Partai Republik yang menolak membicarakannya. Dalam pernyataan yang disampaikan ke publik, kemarin, Trump tidak menyebutkan kata-kata senjata sama sekali.
Senator Texas dari Partai Republik, Ted Cruz, menuding kubu Demokrat mempolitisasi penembakan tersebut.
"Mereka langsung meminta dicabutnya Amandemen Kedua mengenai kepatuhan warga. Itu bukan jawaban yang tepat," tuturnya.
Sementara itu, Senator Florida dari Partai Republik, Marco Rubio, menilai terlalu cepat untuk memperdebatkan apakah pengetatan kontrol kepemilikan senjata dapat mencegah peristiwa tersebut.
Aksi penembakan yang berlangsung Rabu (14/2) waktu setempat itu dilakukan oleh Nikolas Cruz, yang berusia 19 tahun. Tercatat 17 orang tewas, baik siswa maupun aparat keamanan sekolah dan guru, serta banyak lainnya luka-luka.