Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkes Segera Kirim Tim Kesehatan FHC IV ke Asmat

Kementerian Kesehatan akan kembali mengirim tim kesehatan bernama tim Flying Health Care (FHC) gelombang IV untuk menangani masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Asmat, Papua.
Warga menunggu antrean saat berobat di puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1)./ANTARA-M Agung Rajasa
Warga menunggu antrean saat berobat di puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1)./ANTARA-M Agung Rajasa

Kabar24.com, JAKARTA--- Kementerian Kesehatan akan kembali mengirim tim kesehatan bernama tim Flying Health Care (FHC) gelombang IV untuk menangani masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Asmat, Papua.

Mereka akan mulai bertugas pada Kamis (15/2/2018) dengan masa penugasan selama 1 bulan. Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah mengirim tim kesehatan dengan nama yang sama beberapa kali.

"Berdasarkan hasil rapat penanganan Asmat pekan lalu, tim FHC gelombang 4 akan berangkat pada 15 Februari untuk melakukan penguatan pelayanan kesehatan dan pendampingan pengelolaan di RSUD Agats serta pemulihan pasca gizi buruk," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI Oscar Primadi, dalam keterangan tertulis, Senin (12/2/2018).

Pendistribusian tenaga kesehatan didasarkan pelaporan terakhir dari FHC gelombang III. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats disebut memerlukan antara lain Dokter Spesialis Anak, Obgyn, Anastesi, dan 2 Dokter Umum. Selain itu, RSUD itu juga membutuhkan 6 tenaga pendampingan pengelolaan rumah sakit.

Sementara, tim FHC IV untuk Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) memerlukan 10 tenaga kesehatan untuk imunisasi dasar lengkap, 10 dokter untuk perbaikan pengelolaan serta 10 nutrisionis untuk pendampingan pemulihan pasca gizi buruk.

Dalam hasil rapat bersama juga menyebutkan bakal ada pengiriman tenaga Nusantara Sehat (NS) sebanyak 120 orang untuk 16 Puskesmas. Kebutuhannya mencakup 5 jenis tenaga, di antaranya dokter, perawat, gizi, kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat, dan farmasi untuk penempatan selama 2 tahun.

Pengiriman tenaga Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) pun menjadi opsi dengan rotasi setiap enam bulan. Realisasinya, dokter spesialis penyakit dalam dari WKDS telah tiba pada 9 Februari 2018 lalu.

Nantinya, pengiriman dokter residen senior selama satu tahun juga dijajaki dalam memenuhi peta jalan (road map) masa pemulihan awal pasca status pencabutan kejadian luar biasa (KLB) campak pada 5 Februari 2018 lalu.

Kondisi Terakhir
Setelah penelusuran imunisasi campak dan gizi buruk di distrik bersama jajaran TNI dan Polri tlqh teridentifikasi dua kasus gizi buruk, komplikasi, dan satu kasus campak.

Tiga anak yang teridentifikasi masalah tersebut antara lain Yoseph (4 bulan) dari Kampung Ayam, Distrik Akat, Sekania (6 tahun) dari Distrik Atsy, Yeremias (1 tahun) serta Kornelis (4 tahun) dari Kampung Yamas, Distrik Koerat yang terpapar campak untuk dirujuk ke RSUD Agats.

Data Satgas Kesehatan Terpadu mencatat per 11 Februari 2018 ada sekitar 12 anak berstatus gizi buruk, 3 anak terpapar campak serta 2 anak mengalami komplikasi campak dan gizi buruk. Mereka semua dirawat inap di RSUD Agats.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper