Kabar24.com, JAKARTA — Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono menyatakan pihaknya berdoa dan berharap supaya Presiden Joko Widodo dapat hadir di acara Hari Pers Nasional (HPN) enam kali lagi.
Seperti diketahui, Hari Pers Nasional diperingati setiap 9 Februari. Sejak menjabat sebagai Presiden, Jokowi secara rutin menghadiri peringatan HPN setiap tahun seperti di Ambon, Maluku pada 2017 dan di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 2016 . Jokowi tidak hadir di peringatan HPN di Batam pada 2015.
Dalam laporan mengenai pernyataan Ketua PWI itu, laman Sekretariat Kabinet menyatakan Margiono tidak kehilangan selera humornya saat memberikan laporan pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2018, di Pantai Cimpago, Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Jumat (9/2/2018) pagi.
“Ini kehadiran Bapak Presiden yang keempat kalinya di acara HPN, kami berdoa dan berharap Bapak bisa hadir di HPN 6 kali lagi,” kata Margiono, yang menurut informasi dari laman Setkab, disambut tawa seluruh hadirin di acara puncak HPN 2018 itu.
Tidak itu saja, Margiono juga menyentil kehadiran Presiden Jokowi, yang sekaligus memberikan banyak proyek pembangunan kepada masyarakat Sumatra Barat.
“Kalau Presiden sudah kasih banyak untuk Sumbar, lalu Sumbar kasih apa untuk Presiden? Kasih suara banyak untuk tahun 2019,” ucap Margiono yang lagi-lagi disambut tepuk meriah pengunjung acara puncak HPN 2018 itu.
Baca Juga
Seakan tidak mau kalah dengan Margiono, Presiden saat memberikan sambutan pada acara tersebut berbalik menyentil Ketua Umum PWI yang disebutnya menjadi calon Bupati Tulungagung, Jawa Timur itu.
“Nyalonin bupati kok berani ninggal-ninggal ke sini. Artinya, beliau yakin menang. Kalau tidak yakin ya tidak akan datang ke Padang,” ucap Presiden Jokowi yang disambut tepuk tangan para undangan yang hadir di acara tersebut.
Puncak Peringatan HPN 2018 itu dihadiri oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPD RI Oesman Sapta ODang, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menkominfo Rudiantara, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian.