Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Shutdown Masuki Hari Ketiga, Pekerja AS Mulai Cemas

Ribuan pekerja federal menghadapi kecemasan tentang status pekerjaan dan upah mereka setelah para pemimpin Senat Amerika Serikat (AS) gagal mencapai kesepakatan untuk mengakhiri penghentian operasional pemerintah federal (government shutdown).
Ilustrasi/Bloomberg
Ilustrasi/Bloomberg

Kabar24.com, JAKARTA – Ribuan pekerja federal menghadapi kecemasan tentang status pekerjaan dan upah mereka setelah para pemimpin Senat Amerika Serikat (AS) gagal mencapai kesepakatan untuk mengakhiri penghentian operasional pemerintah federal (government shutdown).

Dampak nyata dari government shutdown di Amerika Serikat (AS) dipastikan dapat terlihat pada Senin (22/1) waktu setempat, tatkala ratusan ribu pegawai negeri akan dirumahkan tanpa bayaran.

Seperti diberitakan, Presiden Donald Trump dan anggota Partai Republik tidak menemui kata sepakat dengan Partai Demokrat dalam pembahasan anggaran pemerintahan federal AS hingga Jumat malam (19/1) waktu setempat. Pelayanan pemerintahan AS pun tutup (shutdown) lantaran tidak ada anggaran untuk menjalankan pemerintahan.

Senat AS dijadwalkan akan melakukan pemungutan suara pada Senin (22/1) waktu setempat untuk memutuskan apakah akan melakukan tindakan untuk mendanai pemerintah federal hingga 8 Februari, ungkap Ketua Senat Republik Mitch McConnell McConnell pada Sabtu (20/1).

Ini artinya, tidak akan ada aktivitas pemerintahan federal pada Senin pagi waktu setempat. Para pekerja pun dibiarkan menduga-duga seberapa lama kondisi ini akan berlangsung.

“Keadaan ini sangat menekan,” kata Jessica Klement, Vice President National Active and Retired Federal Employees Association, yang mewakili lebih dari 20.000 pekerja, seperti dikutip dari Reuters, Senin (22/1/2018).

“Karyawan yang memiliki posisi penting harus melapor untuk bekerja tanpa mengetahui kapan mereka akan diupah selanjutnya. Sementara itu, pegawai non-esensial akan dipaksa tinggal di rumah tanpa bayaran, tidak tahu apakah akan diberikan upah atas pekerjaan mereka sebelumnya,” lanjut Klement.

Beberapa karyawan, tambahnya, mungkin belum menerima pemberitahuan status mereka pada hari Jumat. “Jadi, mereka bisa saja datang bekerja pada Senin pagi dan kemudian pulang.”

Selama periode shutdown berlangsung, pegawai pemerintah yang tidak memiliki posisi vital dirumahkan tanpa bayaran. Di sisi lain, pegawai yang memiliki posisi vital, termasuk yang menangani keamanan publik dan keamanan nasional, tetap harus bekerja.

Menilik periode shutdown yang terakhir kali terjadi pada Oktober 2013, sebanyak lebih dari 800.000 pegawai federal dirumahkan. Kondisi ini sendiri berlangsung selama lebih dari dua pekan saat itu.

Sejauh ini belum ada penghitungan resmi terkait berapa banyak pekerja yang akan terdampak shutdown kali ini. Namun demikian, perekonomian lokal dapat dirugikan dengan ribuan pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya.

Wilayah-wilayah yang dapat terdampak di antaranya Norfolk, Virginia, dan Fayetteville, di North Carolina, serta Lakewood, Washington, dan Oceanside, di California.

Pamela Gillis Gilbertz, pekerja komunikasi kesehatan untuk Centers for Disease Control and Prevention AS di Atlanta, menuturkan bahwa periode shutdown bisa mengganggu kondisi keuangan para pekerja, bahkan jika mereka akhirnya menerima upah kembali.

“Bagi sebagian orang, pasti akan menjadi masalah, apalagi jika Anda memiliki tagihan yang harus Anda bayarkan,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper