Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 12 juta boks susu bubuk bayi di 83 negara ditarik kembali karena skandal salmonella yang melibatkan perusahaan Prancis, Lactalis.
CEO Lactalis Emmanuel Besnier telah mengonfirmasi skala risiko kontaminasi yang terjadi. Produk-produk yang diduga terkontaminasi telah ditarik kembali sejak Desember 2017, sesaat setelah bakteri salmonella ditemukan di pabrik.
BBC melansir Minggu (14/1/2018), sejumlah gugatan telah diajukan oleh para orang tua yang mengatakan anak-anaknya sakit setelah mengonsumsi susu formula itu. Lactalis adalah salah satu produsen produk susu dan turunannya yang terbesar di dunia, dengan nilai penjualan mencapai sekitar US$21 miliar per tahun.
Aksi penarikan kembali alias recall telah dilakukan sebanyak tiga kali dan mencakup produk-produk yang dijual dengan merek milik Lactalis.
Bakteri salmonella bisa menyebabkan diare, kram perut, muntah-muntah, dan dehidrasi parah. Kondisinya bisa sangat berbahaya dan mengancam jiwa, terutama bagi anak kecil.
Sejauh ini, 35 kasus telah dilaporkan terjadi di Prancis dan satu lainnya telah dikonfirmasi terjadi di Spanyol. Kasus-kasus lainnya tengah diselidiki di Yunani.
Besnier membantah pihaknya berupaya menyembunyikan kontaminasi yang terjadi di pabrik. "Ada beberapa keluhan dan akan ada investigasi, di mana kami akan bekerja sama penuh," ungkapnya.
Besnier juga berjanji Lactalis akan mengompensasi seluruh keluarga yang terdampak.
Lactalis menyatakan kontaminasi disebabkan oleh pekerjaan renovasi di pabrik untuk produk Celia milik perusahaan di Craon, Prancis.
Menteri Pertanian Prancis menuturkan produk-produk dari pabrik tersebut akan dilarang dijual hingga waktu yang belum ditentukan. Pemerintah Prancis juga menegaskan Lactalis bisa dikenai sanksi atas kebijakannya dalam mengatasi masalah ini.
Para peritel juga diwanti-wanti untuk tidak menjual produk yang diduga terkontaminasi. Jika ketentuan itu dilanggar, maka peritel akan dijatuhi sanksi.