Kabar24.com, JAKARTA – Kritik terhadap popularitas bitcoin kian berkembang. Gubernur bank sentral Australia mengatakan bahwa mata uang virtual (cryptocurrency) yang telah menembus US$17.000 tersebut cenderung menarik minat kriminal daripada konsumen.
“Ketika dianggap murni sebagai alat pembayaran, nampaknya akan lebih menarik bagi mereka yang ingin melakukan transaksi dalam ekonomi hitam atau ilegal, daripada transaksi sehari-hari,” tutur Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe dalam sebuah pidato di Sydney.
“Jadi, ketertarikan saat ini terhadap currency ini terasa lebih seperti mania spekulatif daripada kaitan dengan penggunaannya sebagai bentuk pembayaran elektronik yang efisien dan nyaman,” lanjut Lowe, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (13/12/2017).
Bitcoin telah melonjak lebih dari 1.600% sepanjang tahun ini saat pelaku pasar memburu untuk membelinya dengan harapan akan menjadi alternatif sah seperti halnya emas ataupun uang tradisional.
Pendapat Lowe senada dengan sejumlah pejabat bank sentral global lainnya yang telah memperingatkan kelemahan mata uang virtual paling populer ini.
Pelaksana Gubernur Reserve Bank of New Zealand Grant Spencer, pada akhir pekan lalu mengatakan bahwa penguatan Bitcoin terlihat serupa bubble (gelembung).
“Nilai bitcoin sangat fluktuatif, jumlah pembayaran yang saat ini bisa ditangani sangat rendah, ada masalah dalam hal tata kelola,” kata Lowe.
“Biaya transaksi yang terlibat dalam melakukan pembayaran dengan bitcoin sangat tinggi dan perkiraan listrik yang digunakan dalam proses penambangan koin sangat mengejutkan. Pada kenyataannya, mata uang ini tidak biasa digunakan untuk pembayaran sehari-hari dan, seperti keadaan saat ini, sulit untuk melihat perubahan itu,” tambahnya.
Komisi Sekuritas dan Futures Hong Kong pada hari Senin (11/12) mengingatkan investor akan risiko yang terkait dengan kontrak berjangka bitcoin, melihat likuiditas yang tidak mencukupi, volatilitas harga yang tinggi, dan potensi manipulasi pasar.
Bank sentral Eropa (ECB) juga telah berulang kali mengingatkan tentang bahaya berinvestasi pada mata uang virtual. Wakil Presiden ECB Vitor Constancio mengatakan pada bulan September bahwa bitcoin bukan mata uang. Fenomenanya serupa dengan 'demam tulip' yang menimbulkan bubble pada abad ke-17 di Belanda.
Sementara itu, Randal Quarles, wakil ketua The Federal Reserve untuk pengawasan, awal bulan ini mengatakan bahwa The Fed tidak memiliki kebijakan mengenai regulasi bitcoin namun hal itu pastinya adalah sesuatu yang patut dipertimbangkan.