Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asap Vulkanis Gunung Agung Menipis, Status Awas

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memantau secara visual kondisi asap vulkanis Gunung Agung yang mulai terlihat menipis, akibat tercacah (dispersia) hembusan angin di atas kawah.
Petugas mengamati grafik seismograf pemantauan aktivitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (21/11)./ANTARA-Fikri Yusuf
Petugas mengamati grafik seismograf pemantauan aktivitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (21/11)./ANTARA-Fikri Yusuf

Bisnis.com, KARANGASEM -  Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memantau secara visual kondisi asap vulkanis Gunung Agung yang mulai terlihat menipis, akibat tercacah (dispersia) hembusan angin di atas kawah.

"Secara umum, warna asap yang keluar dari Gunung Agung saat ini dominan uap dan untuk menghasilkan abu ini magma harus terfragmentasi," kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana di Pos Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Senin (4/12/2017).

Ia mengatakan, keluarnya asap tipis berwarna putih di permukaan kawah Gunung Agung itu mencapai ketinggian 500 meter yang belum membahayakan penerbangan di Pulau Bali.

Pihaknya menuturkan, meskipun kondisi Gunung Agung saat ini terlihat tenang, tetapi status Gunung Agung tetap berada dilevel IV atau awas.

Ia menerangkan, biasanya gunung berapi mengalami dua fase erupsi yakni erupsi eksplosif atau magma yang terfragmentasi letusan abu yang keluar secara vertikal dan fase erupsi efusif maka tidak mengeluarkan abu vulkanik namun berupa lava keluar secara pelan-pelan.

Namun, erupsi Gunung Agung yang terjadi beberapa waktu lalu pada awalnya freatomagmatik dan memang ada unsur air di dalamnya dan magma segar (juvenil) yang terdapat di dalamnya.

"Untuk itu, selama magma segar ini tetap ada maka ada komponen magmatik sehingga dapat dikatakan erupsi magmatik," tegasnya.

Terkait letupan kecil yang terdengar kemaren malam, lanjut Devy, kemungkinan karena ada tekanan frekuensi rendah berlebih yang bersamaan dan dilepaskan ke permukaan sehingga menghasilkan bunyi.

Berdasarkan laporan petugas dan masyarakat yang berada di radius enam kilometer, sering mendengar suara dentuman di kawah Gunung Agung.

"Ini wajar saja terjadi pada gunung merapi dan memang bunyi ini gemuruh dengan intensitas yang kecil. Gunung Agung saat ini tidak istirahat penuh, namun masih dalam fase erupsi (keluarnya material magmati ke permukaan)," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper