Bisnis.com, JAKARTA - Letusan Gunung Agung terjadi tanggal 17 Maret 1963 yang mengakibatkan 1.148-1.549 orang tewas dan 296 orang cedera.
Letusan berakhir pada 27 Januari 1964. Letusan ini menjadi salah satu letusan terbesar dan mematikan di Indonesia, dan menjadi salah satu letusan terbesar Abad ke 20.
Letusan dimulai pada tanggal 18 Februari 1963, dimana pada saat itu warga lokal yang tinggal di sekitar Gunung Agung mendengar suara dentuman keras yang diikuti dengan Abu panas dan gas yang keluar dari kawah Gunung Agung setinggi 20.000 meter. Material tersebut sampai mengurangi cahaya matahari dan membuat suhu udara di lapisan stratosfer turun 6°C (10.8 °F.) pada Tahun 1963-1966 rata-rata suhu bumi bagian utara turun 0.4°C. Abu Belerang dari letusan Gunung ini berterbangan ke seluruh didunia dan jejaknya sampai terlihat sebagai sulfur acid di lapisan es Greenland.[2]
Baca Juga
Pada 24 Februari 1963, lava mengalir turun dari bagian utara gunung. Lava terus mengalir selama 20 hari dan mencapai kejauhan hingga 7 kilometer.
Dan pada 17 Maret 1963, Gunung Agung Meletus, dengan Indeks Letusan sebesar VEI 5 (setara Vesuvius ). Letusan ini adalah puncak letusan. Asap atau Abu Vulkanik menyembur setinggi 10 kilometer, menutupi langit Pulau Dewata hingga dapat membuat siang menjadi Malam. Suara Gemuruh menggelegar dari puncak Gunung Agung. Aliran piroklastik yang sangat besar menghancurkan banyak desa, menewaskan sekitar kurang lebih 1.148-1.500 orang.[3] Lahar dingin yang disebabkan hujan setelah letusan menewaskan 200 orang lagi. Letusan ini membuat ketinggian Gunung Agung yang sebelumnya mencapai 4.000 meter turun menjadi 3.142 meter.
Letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan Aliran Piroklastik yang menewaskan 200 orang lainnya. Letusan dan aliran kecil mengikuti dan berlangsung selama hampir satu tahun.