Kabar24.com, DENPASAR – Sebanyak 30% dari keseluruhan proyek konstruksi di Bali yang seharusnya rampung tahun ini terancam tidak selesai tepat watu lantaran kelangkaan material.
Ketua Gabungahadin Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Bali Wayan Adnyana mengatakan proyek-proyek tersebut meliputi pembangunan gedung, irigasi, hingga infrastruktur jalan. Semua proyek-proyek tersebut merupakan kerja sama dengan pemerintah.
“Saat ini sama sekali tidak ada material kita, ini kan sudah akhir tahun jadi ada sekitar 30% proyek yang masih belum tuntas dari total proyek yang ada di Bali, 70% sudah selesai di proyek tahun ini,” katanya, Senin (4/12/2017).
Kata dia, beberapa pelaksana konstruksi bahkan membeli material di luar Bali untuk mengejar penyelesaian proyek tepat waktu. Namun, hal tersebut terkendala pada dana sebab harga yang dibeli jauh lebih mahal ketimbang harga material normal yang dijual di Bali.
“Kesetian rekanan di Bali itu luar biasa, tetap dia berusaha proyeknya selesai walaupun proyeknya rugi karena harga material mahal,” katanya.
Kata dia, selama ini, material konstruksi untuk sejumlah proyek di Bali didatangkan dari tambang-tambang yang ada di Karangasem. Sementara, tambang-tambang tersebut sebagian besar berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) sehingga aktvitas pertambangan otomatis tidak diijinkan.
Baca Juga
Padahal, biasanya pada hari-hari normal, sebanyak 2.000 truk pasir didatangkan dari Karangasem kemudian diedarkan ke sejumlah wilayah di Bali.
“Kalaupun sekarang ada tapi sedikit, itu pun mereka curi-curi masuk ke wilayah KRB untuk menambang pasir,” sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel