Bisnis.com, JAKARTA - Twitter Inc. memperbarui kebijakannya dalam upaya mengurangi tindakan negatif yang beredar di media sosialnya. Kali ini, Twitter menyasar akun-akun terverifikasi alias verified account.
Twitter memperbarui kebijakan yang dapat menghapus status verified pada akun pengguna yang kedapatan mempromosikan kebencian atau memicu pelecehan orang lain. Pihaknya mengatakan dapat menarik tanda centang biru (tanda verified) kapan saja tanpa pemberitahuan.
“Walaupun verifikasi telah lama dianggap sebagai pengesahan (identitas seseorang), persepsi ini menjadi semakin buruk saat kami membuka verifikasi untuk publik dan orang-orang terverifikasi yang sama sekali tidak kami dukung,” tulis akun resmi Twitter Support (@TwitterSupport), seperti dikutip Bloomberg, Rabu (16/11/2017).
Awal bulan ini, jaringan media sosial ini menghentikan sistem yang mengautentikasi identitas pengguna dengan tanda centang biru setelah mendapat kritik tajam karena telah memverifikasi akun Jason Kessler, yang mendalangi reli supremasi kulit putih Agustus lalu di Charlottesville, Virginia.
Twitter mengatakan sedang dalam proses membuat program verifikasi baru, dan tidak menerima permohonan verifikasi dari umum untuk sementara ini. Perusahaan juga sedang meninjau akun-akun yang telah terverifikasi untuk memastikan pengguna memenuhi pedoman perilaku yang baru.
Sementara itu, hilangnya status verified pengguna Twitter sudah ramai dibicarakan di media sosial ini. Tommy Robinson, mantan pemimpin Liga Pertahanan Inggris sayap kanan, memposting cuplikan layar dari sebuah pesan yang dia terima dari Twitter.
Dalam pesan itu, Twitter mengatakan bahwa tanda ‘verified’ pada akunnya telah dihapus secara permanen setelah memutuskan bahwa akun miliknya tidak sesuai dengan pedoman Twitter.
Perusahaan tersebut juga telah menghapus tanda centang biru dari komentator konservatif Laura Loomer dan Richard Spencer, seorang penggiat supremasi kulit putih dan editor AltRight.com.