Kabar24.com, JAKARTA—Desakan agar Setya Novanto legowo mundur sebagai ketua umum DPP Golkar kembali bergema setelah politisi yang kini jadi tersangka kasus e-KTP itu kembali mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Pak Novanto harus berjiwa ksatria dengan legowo dan mudur karena kasus E-KTP ini adalah akibat dari perbuatan individu bukan institusi,” ujar Aktivis Generasi Muda Partai Golkar, Syamsu Rijal, Selasa (14/11/2017).
Dia berdalih mundurnya Novanto sangat diperlukan demi menyelamatkan partai. Syamsu Rijal juga mengusulkan agar Partai Golkar menggelar pra-Musyawarah Nasional (Munas) pada bulan Desember 2017.
“Jika Pak Novanto belum menyatakan mundur, maka rakyat akan menganggap Partai Golkar sebagai partai politik yang korup," ujarnya.
Menurutnya, meski korupsi e-KTP adalah perbuatan individu, bukan institusi Partai Golkar, kasus tersebut telah menyandera sekaligus akan membunuh kelangsungan Partai Golkar.
"Jika tidak segera dilaksanakan pra-Munas pada Desember 2017 dan kemudian Munas pada Februari 2018, maka Partai Golkar akan makin terpuruk. Ini untuk mewujudkan cita-cita agar Partai Golkar bisa menang dalam Pileg dan Pilpres 2019," ujarnya.
Baca Juga
Dia kembali mengingatkan bahwa persaingan dalam Pileg dan Pilpres akan semakin ketat. Terlebih lagi beberapa parpol baru memiliki kader orang-orang yang pernah menjadi kader Partai Golkar.