Kabar24.com, DENPASAR - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav) menyiapkan langkah mitigasi terkait status Gunung Agung.
Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan, kondisi penerbangan di Bali tetap aman sepanjang belum terjadi pembentukan gunung api es (ice volcano).
Kalaupun terjadi letusan es, pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipasi secara mendetail.
"Kalau vulcano ice keluar kami yakin tetap bisa terkendali. Karena sebelumnya juga pernah sampai tutup bandara jadi tidak ada masalah," jelasnya di Denpasar, Selasa (26/9).
AirNav terus memantau perkembangan terbaru seputar Gunung Agung melalui koordinasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) dan Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) yang berpusat di Darwin.
Novie sudah mengadakan pertemuan dengan 10 general manager bandara-bandara yang dijadikan alternatif pengalihan penerbangan kalau terjadi letusan.
Baca Juga
Pertemuan tersebut membahas hal-hal teknis seperti perkiraan radius dampak letusan dan pembagian waktu operasi bandara.
"Jangan sampai nanti ada pesawat yang berputar-putar di atas tanpa solusi, " imbuhnya.
Bandara yang ditunjuk sebagai lokasi pengalihan adalah Jakarta, Surabaya, Manado, Balikpapan, Lombok, Banyuwangi, Ambon, Solo, Kupang dan Makassar.
Lokasi tersebut dipilih karena jarak tempuh dengan Bali cukup singkat dan bandaranya dinilai cukup menampung trafik yang tinggi. Pesawat berbadan lebar utamanya yang datang dari luar negeri akan diarahkan ke Jakarta yang landasannya lebih panjang.
Data AirNav, saat ini setiap jam rata-rata ada 20 pesawat yang lalu lalang di ruang udara Bali.
Sedangkan untuk penumpang yang berada di Bali dan tidak dapat berangkat via bandara I Gusti Ngurah Rai, akan dievakuasi menggunakan bus ke Banyuwangi, Surabaya atau Lombok melalui darat dan laut.
Novie juga menyayangkan banyaknya berita yang menyimpang mengenai kondisi terkini Gunung Agung. Menurutnya, hal tersebut berdampak negatif bagi Bali yang dikenal sebagai lokasi tujuan wisata.
Salah satu dampaknya adalah menurunnya okupansi hotel di Bali akibat informasi yang tak akurat tersebut.
Gunung Agung tengah berstatus awas setelah aktivitas erupsinya terus meningkat. Terakhir kali gunung api yang terletak di Karangasem, Bali ini meletus pada 1963 silam.