Kabar24.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo meminta seluruh perguruan tinggi untuk tidak lagi menjadi medan persebaran bagi ideologi radikal. Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi Deklarasi Kebangsaan Perguruan Tinggi se-Indonesia Melawan Radikalisme di Bali, Selasa (26/9/2017).
Dalam acara tersebut, Kepala Negara menyatakan bangga atas apa yang disampaikan oleh para rektor dan pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia untuk terus berpegang pada Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila, serta mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Presiden mengingatkan bahwa perguruan tinggi adalah sumber pengetahuan dan pencerahan. Oleh karena itu, akan sangat berbahaya kalau perguruan tinggi dimanfaatkan oleh segelintir pihak sebagai medan infiltrasi ideologi ini.
“Jangan sampai kampus-kampus menjadi lahan penyebaran ideologi anti-Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Presiden melalui siaran pers.
Presiden Jokowi mengajak seluruh pihak untuk terus memupuk rasa persaudaraan antarsesama. Sebab, lanjutnya, bangsa Indonesia mampu berdiri tegak hingga sekarang ini karena adanya persatuan yang telah ditanamkan sejak dulu.
Adapun, acara itu sendiri dihadiri oleh 3.000 rektor dan direktur perguruan tinggi se-Indonesia yang dipimpin Rektor IAIN Palu Zainal Abidin dan Rektor Universitas Mahendratta Bali Putri Anggraeni. Keduanya membacakan pernyataan Deklarasi Kebangsaan Perguruan Tinggi se-Indonesia Melawan Radikalisme
Dalam pernyataannya itu, para pimpinan perguruan tinggi itu menyampaikan, bahwa muncul kecenderungan dan berkembangnya ajaran-ajaran atau faham yang bersifat radikal di Indonesia, yang mengajarkan kekerasan dalam mencapai tujuan, dengan mengatasnamakan suku, agama, ras, dan antar golongan, atau yang bertentangan dengan Pancasila, adalah keadaan yang membahayakan bangsa, negara dan kemanusiaan.
Karena itu, perguruan tinggi se Indonesia sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bertujuan menemukan dan menegakkan kebenaran serta memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa, negara dan kemanusiaan, harus mengambil sikap jelas dan tegas dalam mencegah, melawan radikalisme dan mengambil peran nyata dalam membela Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai wujud kepedulian, dan tanggung jawab kepada bangsa dan negara Indonesia.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara deklarasi tersebut yaitu Seskab Pramono Anung, Menristek dan Dikti Mohammad Nasir, dan Gubernur Provinsi Bali I Made Mangku Pastika.