Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan Pemerintah Inggris untuk tidak memperpanjang lisensi operasi perusahaan transportasi online, Uber, langsung menyulut reaksi warga kota London.
Salah seorang anggota parlemen Inggris, Greg Hands, menuliskan dalam cuitannya bahwa ada sekitar 40.000 orang yang akan kehilangan pekerjaan dan 3,5 juta pengguna terbengkalai.
Dia mengatakan Uber harus menangani masalah keamanan. Pasalnya, hal itu menyangkut kenyamanan bagi pelanggan.
"Tapi larangan beroperasi justru menyebabkan ketidaknyamanan besar bagi jutaan orang London,” ujarnya dalam keterangan yang dikutip dari Reuters, Sabtu (23/9/2017)
Walikota London Sadiq Khan sebelumnya menegaskan semua operator transportasi harus mematuhi peraturan. Aspek keamanan pelanggan menjadi kepentingan utama.
"Semua operator sewa swasta di London perlu bermain sesuai peraturan,” jelasnya.
Sementara itu, pihak Uber Technologies telah mengumpulkan 500.000 tanda tangan untuk petisi yang memprotes keputusan walikota London tidak memperpanjang izin operasi perseroan. Dukungan tersebut dikumpulkan selama kurang dari 24 jam.
Kampanye dalam sebuah website itu meminta Walikota Khan untuk memperpanjang izin operasi Uber. Ditargetkan petisi tersebut ditandatangangi 1 juta orang.
Kendati demikian, sang Walikota masih enggan merubah sikap. Dalam tanggapanya, dia menyebut bersimpati terhadap para pengendara dan pengguna Uber yang terkena dampak tetapi tidak akan memberikan kelonggaran aturan untuk keamanan transportasi.