Kabar24.com, SINGAPURA -- Singapura menargetkan 80% bangunan yang ada telah memenuhi sertifikat standar Green Mark pada 2030.
Saat ini, baru sepertiga bangunan di Negeri Singa itu yang sudah memenuhi standar Green Mark atau bisa disebut ramah lingkungan.
Untuk bisa melanjutkan momentum yang berkelanjutan itu, Singapura pun memiliki empat strategi yang akan dilakukan.
Menteri Sosial dan Pengembangan Keluarga serta pengembangan nasional Desmond Lee mengatakan, pertama, pihaknya akan melakukan revisi untuk kriteria Building and Construction Authority (BCA) skema Green Mark khusis bangunan bukan tempat tinggal yang telah berdiri pada tahun ini.
"Kedua, kami akan menggunakan teknologi untuk membuat bangunan lebih efisien dalam penggunaan energi," ujarnya dalam pidato pembukaan The Singapore Green Building Week pada Selasa (12/8).
Ketiga, kami akan memperkuat intensitas dan pertumbuhan tenaga kerja pada bidang green-collar.
Baca Juga
Keempat, kami akan dorong transparansi informasi terkait kinerja penggunaan energi pada bangunan.
Singapura pun memiliki target untuk menurunkan tingkat intensitas karbon emisi sebanyak 36% pada 2030 dari tingkat karbon pada 2005.
Untuk melakukan itu, salah satu strategi utamanya adalah mendorong bangunan yang lebih efisien dalam penggunaan energi.
Desmond menuturkan, seperempat dari emisi karbon negaranya itu disebabkan oleh bangunan.
"Untuk itu, kami membuat prioritas untuk menghijaukan bangunan," tuturnya.