Kabar24.com, SURABAYA — Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bertemu dengan pemilik kelompok bisnis Jawa Pos Grup, Dahlan Iskan saat berkunjung ke Surabaya, Senin (11/9/2017).
Pertemuan itu disebut sebagai sarana bagi PDIP untuk meminta masukan terkait dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 2018.
Sejumlah nama calon gubernur muncul ke permukaan seperti Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Kusnadi, Abdullah Azwar Anas, Budi ‘Kanang’ Sulistyono dan lainnya. Namun, soal siapa yang akan diusung parpol, sejauh ini masih samar-samar.
Pengamat politik dari Fakultas Fisip Universitas Trunojoyo, Mochtar W. Oetomo mengatakan hingga hari ini belum ada partai yang menyatakan bakal mengusung calonnya. Hanya Partai Kebangkitan bangsa (PKB) yang secara resmi mendukung Gus Ipul untuk maju, tetapi itupun hanya sebatas statement ketua umum.
"Sedangkan partai lain masih terus menjaring, termasuk adanya rencana koalisi PKB-PDIP di Pilgub Jatim ini bagaimana," katanya kepada Bisnis, Selasa (12/9/2017).
Dia menuturkan, ada satu faktor penting yang mempengaruhi ada tidak adanya koalisi antara PDIP dan PKB dalam Pilkada Jatim. Yakni kepastian Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial, untuk maju kembali di Pilkada Jatim.
"Khofifah sampai sekarang belum jelas. Mau atau tidak. Kalau tidak maju, koalisi akan cenderung mengarah ke PKB-PDIP mengusung Gus Ipul dan calon dari PDIP. Kalau Kofifah maju, itu bisa akan berubah peta. Jadi saya rasa mema g belum final," ujarnya.
Sementara itu, menurut Mochtar, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga masih keliling melakukan safari politiknya untuk mengumpulkan kepala daerah dari PDIP untuk meminta masukan-masukan termasuk kepada para kiai-kiai.
"Mega datang ke Surabaya untuk melemparkan bola politik ini, terutama posisi cawagub Anas dan Kusnadi [Ketua PDIP Jatim] dan Kanang [Bupati Ngawi Budi Sulistyono]. Sehingga PDIP bisa menilai," ujarnya.
Senada dengan pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Airlangga Pribadi. Kedatangan Megawati ke Jatim merupakan proses konsolidasi politik untuk melihat pasangan dan memanaskan mesin partai.
"Safari politik Megawati ini juga sebagai komunikasi politik Bu Mega dengan para elit yang akan maju, dan sepertinya yang maju adalah orang'orang politik yang dekat dengan PDIP dan Presiden Jokowi," katanya.
Menurut Airlangga, Megawati masih melihat bagaimana konstelasi politik berlangsung agar jangan sampai politik memanas dan memecah oleh kekuatan politik untuk menjadi penguasa.