Kabar24.com-JAKARTA- Myanmar menempatkan sejumlah ranjau darat di wilayah perbatasannya dengan Banglades selama tiga hari terakhir.
Hal ini diungkapkan oleh dua orang sumber dari pemerintahan Bangladesh dari Dhaka. Keduanya menduga peletakan ranjau darat di perbatasan ini bertujuan untuk mencegah kembalinya para etnis Rohingya yang mengungsi akibat kekerasan yang terjadi selama beberapa waktu terakhir.
Seorang sumber yang tak.ingin disebut namanya mengatakan Bangladesh, pada Rabu (6/9/2017) secara resmi akan mengajukan protes terkait penempatan ranjau darat yang dianggap terlalu dekat ke perbatasan.
Pihak tentara Myanmar mengambil tindakan keras setelah para gerilyawan Rohingya melakukan serangan pada 25 Agustus lalu. Hal ini kemudian berdampak.pada terbunuhnya 400 orang dan perpindahan hampir 125.000 etnis Rohingya ke negara tetangga, Bangladesh.
"Mereka menempatkan ranjau di wilayah mereka di sepanjang pagar kawat duri di antara serangkaian pilar perbatasan," sebut nara sumber seperti dikutip Reuters.
Kedua narasumber tersebut mengatakan bahwa pihak Bangladesh baru mengetahui penempatan ranjau darat ini dari informan dan bukti foto.
"Tentara kami juga melihat tiga hingga empat kelompok yang sedang bekerja dekat pagar kawat, meletakkan sesuatu di tanah. Kami kemudian mengkonfirmasi dengan informan kami bahwa mereka sedang meletakkan ranjau darat," tambah sang informan.
Namun, tidak disebutkan apakah kelompok yang dimaksud mengenakan seragam, tetapi diyakini bahwa mereka bukan dari etnis Rohingya.
Seorang penjaga perbatasan Bangladesh Manzurul Hassan Khan menyebutkan terdengar dua ledakan pada Selasa (5/9/2017) di Myanmar setelah dua ledakan lain juga terdengar pada Senin (4/9/2017) yang memicu spekulasi bahwa tentara Myanmar telah menempatkan sejumlah ranjau darat di perbatasan.
Seorang anak laki-laki kehilangan kaki kirinya pada Selasa dekat persimpangan perbatasan sebelum dibawa masuk ke Bangladesh untuk mendapat perawatan. Anak laki-laki lainnya mengalami luka ringan. Menurut Khan, ledakan yang merenggut kaki kiri sang anak bisa jadi akibat ranjau darat.
Sementara itu, pihak tentara Myanmar belum mengeluarkan komentar apapun terkait ledakan di perbatasan.
Jurubicara Aung San Suu Kyi, Zaw Htay juga tidak.bisa dihubungi.
Pada Senin (4/9/2017) dia mengatakan kejadian ini perlu diklarifikasi untuk mengetahui di mana ledakan terjadi, siapa yang bisa pergi ke tempat ledakan terjadi, dan siapa yang meletakkan ranjau darat di sana.
"Siapa yang bisa secara yakin mengatakan bahwa ranjau darat itu tidak diletakkan oleh para teroris?" katanya.
Pilar perbatasan yang disebut oleh sumber dari Dhaka menjadi pembatas antara kedua negara tempat Myanmar juga memasang pagar kawat berduri di sebagian perbatasan.
"Mereka memang tidak melakukan apa pun di tanah Bangladesh tetapi kami tidak pernah melihat tindakan seperti menempatkan ranjau darat di perbatasan sebelumnya," kata salah satu sumber.
Myanmar, yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan militer dan saat ini adalah negara dengan ranjau terbanyak di dunia, merupakan satu dari segelintir negara yang belum menandatangani Perjanjian Pelarangan Ranjau PBB yang dibuat pada 1997 lalu.