Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Rohingya: Lebih Dari 2.600 Rumah Dibakar

Lebih dari 2.600 rumah telah dibakar di wilayah mayoritas Rohingya di barat laut Myanmar pada pekan lalu dalam salah satu serangan paling mematikan yang melibatkan minoritas Muslim dalam beberapa dasawarsa.
Anak-anak Muslim Rohingya di desa U Shey Kya, pinggiran Maungdaw, negara bagian Rakhine, Myanmar (27/10/2016)./Reuters-Soe Zeya Tun
Anak-anak Muslim Rohingya di desa U Shey Kya, pinggiran Maungdaw, negara bagian Rakhine, Myanmar (27/10/2016)./Reuters-Soe Zeya Tun

Bisnis.com, BANGDESH -  Lebih dari 2.600 rumah telah dibakar di wilayah mayoritas Rohingya di barat laut Myanmar pada pekan lalu dalam salah satu serangan paling mematikan yang melibatkan minoritas Muslim dalam beberapa dasawarsa.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (2/9/2019/7), menurut badan pengungsi UNHCR PBB, sekitar 58.600 Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh dari Myanmar, saat para pekerja bantuan di sana berjuang untuk mengatasinya.

Pejabat Myanmar menyalahkan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) atas pembakaran rumah-rumah tersebut. Kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan terkoordinasi terhadap pos keamanan pekan lalu yang memicu bentrokan dan serangan balik militer yang besar.

Namun, Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh mengatakan  pembakaran dan pembunuhan oleh tentara Myanmar ditujukan untuk memaksa mereka keluar.

Perlakuan terhadap sekitar 1,1 juta Rohingya Myanmar adalah tantangan terbesar yang dihadapi pemimpin Aung San Suu Kyi, yang dituduh oleh kritikus Barat karena tidak berbicara mengenai minoritas Muslim yang telah lama mengeluhkan penganiayaan.

Bentrokan dan penumpasan tentara telah membunuh hampir 400 orang dan lebih dari 11.700 "warga etnis" telah dievakuasi dari daerah tersebut, kata pemerintah, merujuk pada penduduk non-Muslim.

Ini menandai peningkatan dramatis dari konflik yang telah merebak sejak Oktober, ketika serangan Rohingya yang lebih kecil terhadap pos keamanan mendorong sebuah reaksi militer yang disebabkan oleh tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

"Sebanyak 2.625 rumah dari desa-desa Kotankauk, Myinlut dan Kyikanpyin dan dua bangsal di Maungtaw dibakar oleh teroris ekstremis ARSA," ungkap perusahaan negara Global New Light of Myanmar. Kelompok tersebut telah dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah.

Namun, Human Rights Watch, yang menganalisis citra satelit dan akun dari Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh, mengatakan  pasukan keamanan Myanmar sengaja menyalakan api.

"Citra satelit baru menunjukkan penghancuran total sebuah desa Muslim, dan menimbulkan kekhawatiran serius bahwa tingkat kehancuran di negara bagian Rakhine utara mungkin jauh lebih buruk dari yang diperkirakan semula," kata deputi direktur Asia, Phil Robertson.

KAPASITAS PENUH

Di dekat sungai Naf yang memisahkan Myanmar dan Bangladesh, pendatang baru di Bangladesh membawa barang-barang mereka ke dalam karung membuat tenda-tenda atau mencoba masuk ke tempat penampungan atau rumah penduduk setempat yang ada.

"Kamp yang ada kapasitasnya hampir penuh dan jumlahnya membengkak dengan cepat. Dalam beberapa hari mendatang dibutuhkan lebih banyak ruang," kata juru bicara regional UNHCR Vivian Tan.

Rohingya ditolak kewarganegaraannya di Myanmar dan dianggap sebagai imigran ilegal, meski mengklaim telah berakar berabad-abad lalu. Bangladesh juga semakin bertambah bermusuhan dengan Rohingya, lebih dari 400.000 di antaranya tinggal di negara miskin di Asia Selatan setelah melarikan diri dari Myanmar sejak awal 1990an.

Jalal Ahmed, 60, yang tiba di Bangladesh pada  Jumat dengan kelompok sekitar 3.000 orang setelah berjalan kaki dari Kyikanpyin selama hampir seminggu, mengatakan bahwa dia yakin Rohingya diusir dari Myanmar.

"Militer datang dengan 200 orang ke desa dan mulai kebakaran ... Semua rumah di desaku sudah hancur. Jika kita kembali ke sana dan tentara melihat kita, mereka akan menembak," katanya.

Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi hal ini karena akses untuk wartawan independen ke Rakhine utara telah dibatasi sejak pasukan keamanan mengunci area tersebut pada bulan Oktober.

Kepala tentara Min Aung Hlaing mengatakan kepada tentara, staf pemerintah dan umat Buddha Rakhine yang terkena dampak konflik pada hari Jumat, bahwa tidak ada "penindasan atau intimidasi" terhadap minoritas Muslim dan "semuanya ada dalam kerangka hukum".

"Masalah Bengali adalah pekerjaan lama yang telah menjadi pekerjaan yang belum selesai," katanya, menggunakan istilah yang digunakan oleh banyak orang di Myanmar untuk merujuk pada Rohingya yang menunjukkan bahwa mereka berasal dari Bangladesh.

Banyak program bantuan yang berjalan di Rakhine utara sebelum pecahnya kekerasan, termasuk bantuan pangan oleh Program Pangan Dunia (WFP), telah ditangguhkan sejak pertempuran tersebut terjadi.

"Indikator ketahanan pangan dan tingkat malnutrisi anak di Maungdaw sudah berada di atas ambang batas darurat sebelum terjadi kekerasan, dan kemungkinan akan memburuk lebih jauh lagi," kata Pierre Peron, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Myanmar.

Lebih dari 80.000 anak mungkin memerlukan pengobatan untuk kekurangan gizi di Rakhine utara dan banyak di antaranya melaporkan kerawanan pangan "ekstrem", ungkap WPF pada bulan Juli.

Di Bangladesh, Tan dari UNHCR mengatakan bahwa lebih banyak tempat penampungan dan perawatan medis dibutuhkan.

"Ada banyak ibu hamil dan ibu menyusui dan anak kecil, beberapa di antaranya lahir saat penerbangan, semuanya butuh perhatian medis," katanya.

Di antara pendatang baru, Tahara Begum yang berusia 22 tahun melahirkan anak keduanya di sebuah hutan dalam perjalanan ke Bangladesh.

"Itu adalah hal tersulit yang pernah saya lakukan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper