Kabar24.com, BANDUNG--Pemprov Jabar menargetkan pemasangan listrik pada 26.142 rumah tangga sasaran bisa terkejar dalam 3 bulan ke depan.
Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan Setda Jabar Eddy M Nasution mengatakan target ini didapuk setelah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar melaksanakan penandatanganan kontrak dengan perusahaan penyedia usaha jasa penunjang tenaga listrik (kualifikasi pembangunan pemasangan).
“Dalam waktu bulan 26.142 sambungan bisa selesai,” katanya di Bandung, Kamis (24/8).
Menurutnya kontrak menandai dimulainya pekerjaan penyambungan listrik bagi masyarakat miskin dan tidak mampu di Jawa Barat tersebut.
Eddy mencatat ada 11 perusahaan pemenang tender yang menandatangani kontrak. “Kontrak ini akan menyambungkan listrik di 25 kota dan kabupaten sasaran kerja,” tuturnya.
Daerah yang menjadi sasaran program pada tahun ini meliputi Cianjur, Kab. Sukabumi, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kab. Bogor, Depok, Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Purwakarta, Karawang, Kota Bandung, Cimahi, Kab. Bandung Barat, Subang, Kab. Tasik, Kota Tasik, Banjar, Ciamis, Pangandaran, Cirebon, Majalengka, Indramayu, dan Kuningan.
Baca Juga
“Akhir Agustus pekerjaan fisik akan segera dikerjakan,” ujarnya.
Dia mengaku kendala tiap tahun dalam program listrik untuk masyarakat miskin lebih pada persoalan mencari lokasi belum mendapat setrum. Rata-rata rumah tangga sasaran yang didapat pihaknya berada di daerah yang sangat terpencil.
“Alhamdulillah yang kali ini adalah yang telah ada jaringannya dan masyarakat miskin yang menjadi target adalah yang telah terdaftar di TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan),”paparnya.
Pihaknya berharap masuknya listrik ke daerah-daerah terpencil itu melahirkan banyak peluang bagi masyarakat setempat. Listrik menurutnya menjadi sarana vital agar degub ekonomi di daerah bisa mulai bergerak.
“Selain Pendidikan, diharapkan ada geliat ekonomi juga dari rumah. Listrik ini diharapkan menstimulasi bisnis-bisnis rumahan dari keluarga,” tambahnya.
GM PLN Distribusi Jawa Barat Iwan Purwana mengapresiasi langkah Pemprov Jabar khususnya dalam pemberian bantuan penyambuangan listrik bagi masyarakat miskin dan tidak mampu ini sebagai upaya akselerasi peningkatan rasio elektrifikasi di Jawa Barat.
“Khusus untuk kesuksesan ini, kami juga akan melakukan percepatan-percepatan khususnya pada daerah yang jaringannya belum ada,” katanya.
Iwan mengatakan ada beberapa kendala yang dihadapi di lapangan dan berharap sesegera mungkin ada solusi melalui komunikasi yang baik,
"Misal ada warga yang bertempat tinggal di tengah hutan milik Perhutani. Nah ini tentu perlu ada ijin dari Perhutani apakah warga yang tinggal di tengah hutan begitu boleh kami listriki atau ada solusi lain dengan pemindahan rumah-rumah tersebut,” tuturnya.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan meski di sejumlah titik sudah teraliri listri, pihaknya terus berupaya meningkatkan aspek pemerataan pembangunan di segala sektor termasuk kelistrikan. Khusus di wilayahnya Aher—panggilan akrab Gubernur Jabar, menjelaskan elektrifikasi di Jawa Barat terus meningkat.
Bahkan saat ini sudah mencapai 97,7%. Sisanya diharapkan bisa segera diselesaikan dengan cepat pada 2018. Sementara target nasional angka elektrifikasi rata-rata 85%.“Di Jawa Barat dalam konteks elektrifikasi seluruh desa sudah mendapatkan elektrifikasi.
Bahkan persentase rumah tangganya pun meningkat. 2008 masih 65% sekarang sudah di angka 97,7%, tertinggi setelah DKI Jakarta,” katanya pekan lalu.
Menurutnya sisa angka 1,3% sebetulnya sudah bisa dikejar sejak tahun lalu. Namun angka tersebut dinilainya masih sumir sebab ketika ditelusuri oleh tim Dinas ESDM Jabar titik gelap ini nyaris tak ditemukan.
Pihaknya menargetkan pada 2018 seluruh masyarakat Jawa Barat bisa teraliri listrik. “Kita akan blusukan, sisir lagi tempat-tempat yang belum ada listriknya,” ujarnya.