Kabar24.com, MALANG—Universitas Islam Negeri Malang segera membentuk lembaga fatwa agar dapat berkontribusi pada penyelesaian persoalan-persoalan bangsa yang membutuhkan arahan dari sisi agama.
Rektor UIN Malang Prof Abdul Haris mengatakan perguruan tinggi Islam di luar negeri mampu memberikan arah dengan fatwa-fatwa keagamaan yang otoritatif di tingkat nasional, bahkan internasional adalah Universitas Al Azhar, Mesir.
“Kami mestinya bisa karena ahlinya banyak,” kata Abdul Haris di sela-sela serah terima jabatan Rektor UIN Malag dari Prof Mudjia Rahardjo kepada dirinya, Kamis (3/8/2017).
Menurut dia, dengan banyaknya ahli agama, UIN Malang tidak boleh kalah dengan Universitas Al Azhar. UIN Malang bisa berperan dalam memberikan pedoman dari sisi keagamaan terhadap masalah-masalah bangsa.
Agar UIN Malang betul-betul dirasakan kehadirannya oleh masyarakat sebagai komunitas intelektual dengan ciri khas perguruan tinggi Islam negeri, kata dia, maka perlu diperbanyak penelitian tentang masalah-masalah keagamaan dan ilmu pengetahuan.
Contohnya, perlunya studi tentang manfaat ritual tertentu dari aspek ilmu pengetahuan.
Baca Juga
Penelitian tersebut, tentu saja tidak harus terkait dengan masalah agama. Masalah-masalah pengembangan ilmu juga perlu dilakukan riset serius sehingga jika mutunya baik di tingkat dunia maka berpotensi menerima Nobel.
“Kita patut prihatin karena penerima Nobel yang beragama jumlahnya masih sedikit. Kurang dari 10,” ujarnya.
Terkait ciri khas perguruan tinggi Islam negeri, menurut dia, UIN Malang juga akan merevitalisasi ma’had yang ada di sana menjadi lebih baik lagi. Keberadaan ma’had atau Ponpes di suatu perguruan tinggi merupakan kekhasan dan layak dikembangkan.
Arah pengembangan ma’had di UIN Malang nanti, yakni mampu menelorkan kyai yang betul-betul diakui otoritasnya oleh masyarakat. “Jadi kyainya bukan atas dasar surat keputusan,” ujarnya, berkelakar.
Dia mengkui, Ponpes di Indonesia masing-masing mempunyai ciri khas. Ada yang unggul di bidang keilmuan tafsir, ada fiqih, teologi, ada kewirausahaan, astronomi, dan apa pula di bidang tasawuf.
Ciri khas ma’had di UIN Malang nantinya diarahkan pada penguatan pada aspek tasawufnya. Intinya, ciri khas ma’had UIN Malang pada pengajaran dan laku tasawuf.
Hal itu penting karena ajaran-ajaran tasawuf sangat relevan dalam berkontribusi terhadap masalah-masalah sosial dan kebangsaan di Indonesia saat ini.
Lewat ajaran tasawuf, maka ada penguatan pada aspek etika, toleransi, kebhinekaan, dan lainnya. “Arahnya ma’had dengan ciri kuat pada tasawuf,” ujarnya.