Bisnis.com, JAKARTA—Deutsche Bank AG berpeluang memindahkan dananya sekitar US$350 miliar dari neraca keuangannya di Inggris menuju Frankfurt.
Salah satu sumber Bloomberg mengatakan, kebijakan itu dilakukan karena aktivitas perdagangan dan aset kliennya beralih ke Uni Eropa setelah keputusan Inggris keluar dari blok tersebut (Brexit).
Rencana tersebut dijuluki dengan Bowline, yang menyatakan bahwa aktivitas perdagangan yang dilakukan di Frankfurt akan dilakukakan pada September 2018. Sementara itu, aset akan mulai dipindahkan pada Maret 2019
Pergeseran dana yang setara dengan 300 miliar euro itu sebanding dengan hampir seperlima dari total neraca Deutsche Bank. Seperti diketahui, raksasa perbankan asal Jerman itu telah mencatatkan total aset senilai 1,59 triliun euro pada akhir tahun lalu.
Namun demikian, Monika Schaller, juru bicara Deutsche Bank menolak berkomentar terkait isu tersebut.
Sebelumnya, Chief Executive Officer Deutsche Bank John Cryan mengatakan kepada karyawannya bahwa dia mengantisipasi terjadiya Hard Brexit. Dia mengatakan bahwa sebagian besar aktivitas perdagangan yang saat ini dilakukan di London sangat mungkin dipindahkan ke Frankfurt.
"Ada banyak detail yang harus diperjelas dan disepakati. Tapi mau tidak mau perpincahan harus dilakukan atau paling tidak kita menambahkannya ke cabang di Frankfurt" kata Cryan, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (25/7/2017)
Namun bank tersebut belum secara resmi merinci rencananya. Adapun sumber Bloomberg tersebut mengatakan bahwa ratusan pedagang dan 20.000 akun klien kemungkinan akan dipindahkan dari London ke Frankfurt.
Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa Deutsche berencana untuk mulai menginformasikan klien terkait rencananya mulai September 2017. Seperti diketahui, sebagian besar aktivitas perdagangan di Deutsche Bank di Eropa secara tradisional dilakukan di London.
terpisah Wakil Menteri Keuangan Jerman Thomas Steffen mengatakan kepergian Inggris dari Uni Eropa (Brexit), diperkirakan akan memberikan keuntungan bagi Jerman berupa meningkatnya daya tarik negara itu sebagai lokasi bisnis baru, pengganti Inggris.
Dia mengatakan, Jerman akan mendapa keuntungan dari Brexit karena hubungan masa depan Uni Eropa dengan Inggris masih belum jelas.
Di sisi lain dia juga melihat akses pasar global ke London, yang merupakan pusat bisnis keuangan Eropa, berpotensi tak semulus sebelumBrexit. Menurutnya, Jerman dapat menawarkan alternatif lokasi bisnis yang baik bagi para pelaku sektor finansial dari London untuk memindahkannya ke Frankfurt.
“Frankfurt bisa menjadi alternatif pusat keuangan terkemuka di Uni Eropa. Peran Frankfurt sebagai pusat keuangan Uni Eropa akan semakin besar jika Otoritas Pengawasan Perbankan Eropa (EBSA), yang saat ini masih berbasis di London, dipindahkan ke kota ini,” katanya.
Steffen mengaku akan berusaha mendapatkan kepercayaan dari pemerintah Uni Eropa, untuk menjadikan Frankfurt sebagai pengganti London. Pemerintah Jerman sendiri telah mengajukan proposal untuk menarik kantor pusat Otoritas Perbankan Eropa (EBA) dari Inggris ke negaranya, sebagai antisipasi Brexit.
Di lain sisi, Steffen juga memandang integrasi politik negara anggota Uni Eropa akan semakin kuat dengan adanya proses perceraian Inggris dan blok tersebut selama dua tahun. Menurutnya, segala bentuk rintangan yang membuat proses Brexit menjadi rumit, akan membuat 27 negara anggota Uni Eropa yang tersisa akan semakin sadar akan kebutuhannya pada blok negara tersebesar di Eropa