Bisnis.com, JAKARTA— Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan, kebijakan normalisasi moneter yang lebih cepat dari perkiraan di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan menjadi sorotan global.
Pasalnya, kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) akan memicu pengetatan kondisi finansial secara global menimbulkan arus pembalikan modal dari negara berkembang, dan disertai apresiasi dolar AS yang telalu tinggi.
“Kondisi ini akan menekan negara berkembang dengan utang besar dalam bentuk dolar AS dan membuat neraca keuangannya tertekan,” tulis IMF dalam laporan World Economi Outlook Juli 2017, Senin (24/7).
Namun demikian, di saat bersamaan, pengetatan kebijakan moneter AS mencerminkan bahwa prospek ekonomi Paman Sam telah membaik. Negara-negara mitra perdagangan AS akan meraih keuntungan dari efek sampingan permintaan negara tersebut yang membaik.
Sebelumnya, dalam pertemuannya dengan Kongres AS pada 13 Juli lalu, Gubernur The Fed Janet Yellen menegaskan perekonomian AS cukup sehat untuk mengimplementasikan kebijakan kenaikan suku bunga, meskipun negara ini mengalami isu inflasi dan tingkat suku bunga netral yang juga rendah.
Yellen pun tetap yakin pihaknya mampu memulai kebijakannya walaupun risiko inflasi dan tingkat suku bunga netral yang rendah mampu mengendurkan kebijakan yang akan dijalankan The Fed.
Di hadapan pejabat legislatif AS tersebut, Yellen memaparkan ekonomi AS mulai tumbuh perlahan, seiring bertambahnya lapangan pekerjaan, kenaikan konsumsi rumah tangga dan lonjakan investasi bisnis serta kondisi ekonomi global yang membaik.
Dia menegaskan The Fed berharap evolusi ekonomi ini akan menjamin kenaikan suku bunga acuannya secara bertahap dari waktu ke waktu. Yellen menambahkan pihaknya akan mulai mengurangi aset portofolio utang US$4,2 triliun akan dimulai tahun ini.
Orang nomor satu di The Fed ini juga mengatakan suku bunga tidak perlu naik terlalu jauh untuk mencapai tingkat netral yang tidak mendorong atau menghambat aktivitas ekonomi. The Fed masih merasa ekonomi perlu pelonggaran atau kebijakan moneter akomodatif, sehingga tingkat netral yang lebih rendah berarti The Fed merasa wajib untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Namun, saat ini, Yellen mengatakan kepada anggota House Committee on Financial Services atau Dewan Komite Jasa Keuangan bahwa ekonomi tetap cukup kuat bagi the Fed untuk terus secara bertahap memperketat kebijakannya.