Kabar24.com, JAKARTA — Langkah Partai Amanat Nasional (PAN) yang memilih walk out saat proses pengambilan keputusan Rancangan Undang-undang tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (RUU Pemilu) membuat publik bertanya-tanya soal nasib partai itu dalam koalisi di pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Seperti diketahui, PAN bersama PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Hanura, berada dalam satu gerbong yang sama mendukung pemerintah. Namun, berubahnya sikap mereka saat proses politik dalam penetapan RUU Pemilu, bisa jadi membuat Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla menimbang-nimbang untuk 'mendepak' jatah kursi di kabinet untuk kader PAN.
Kecaman datang dari Partai Nasdem yang merupakan pendukung utama pemerintah serta PDIP sebagai partai pemenang pemilu. Karena itu Partai Nasdem tidak segan-segan meminta Partai Amanat Nasional (PAN) hengkang dari koalisi partai pendukung pemerintah.
"Kami mendorong pengambilan sikap yang tegas terhadap PAN. Kami meminta PAN keluar atau dikeluarkan dalam koalisi," kata Anggota Dewan Pakar Nasdem Taufiqulhadi, Jumat (21/7/2017).
Memang, ketika partai-partai pendukung pemerintah mengambil sikap Paket A, yakni ambang batas pencalonan presiden sebesar 20%-25%, PAN mengambil langkah sebaliknya. Partai yang didirikan tokoh reformasi Amien Rais itu lebih memilih bergabung bersama Gerindra, PKS, dan Demokrat memilih Paket B dengan ambang batas pencalonan presiden 0%.
Tidak heran juga kalau Taufiqulhadi menyarankan menteri asal PAN keluar dari kabinet kerja Jokowi-JK. PAN menempatkan satu kursi di kabinet yakni Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Asman Abnur.
Senada dengan Nasdem, Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira lebih tegas lagi. Dia menyatakan bahwa kalau PAN sudah tidak lagi berada dalam koalisi pemerintahan Jokowi-JK.
"Dengan sikap PAN yang tidak sejalan dengan usulan pemerintah, sebenarnya secara materil PAN sudah tidak ada dalam kerja sama partai-partai pendukung pemerintah," kata Andreas.
Dia mengatakan bahwa dengan demikian tanpa diminta pun, PAN sudah mengambil keputusan keluar dari koalisi.
Anggota Komisi I itu membeberkan bahwa dalam lobi-lobi RUU Pemilu partai berlambang matahari tersebut tetap berkukuh tidak memilih opsi paket A. Bahkan PAN juga ikut walk out menjelang pengambilan putusan pada sidang paripurna semalam bersama tiga partai lainnya.