Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korsel Tawarkan Perundingan Militer dengan Korut

Seperti dikutip Reuters, Presiden Moon Jae-in mengatakan bahwa kedua belah pihak harus membahas cara-cara untuk menghindari pertikaian di dekat perbatasan yang sangat termiliterisasi.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in/Istimewa
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA – Korea Selatan (Korsel) mengusulkan perundingan militer dengan Korea Utara (Korut) hari ini, Senin (17/7/2017), yang merupakan tawaran formal pertama oleh pemerintahan Presiden Moon Jae-in

Seperti dikutip Reuters, Presiden Moon Jae-in mengatakan bahwa kedua belah pihak harus membahas cara-cara untuk menghindari pertikaian di dekat perbatasan yang sangat termiliterisasi.

Namun, belum ada tanggapan langsung dari Korea Utara terhadap usulan perundingan yang dijadwalkan akhir pekan ini. Kedua pihak secara teknis tetap bersitegang, namun Moon, yang mulai menjabat bulan Mei, telah berjanji untuk melibatkan Korea Utara dalam dialog dan beroyapa menghambat program nuklir dan misil Korut.

Tawaran tersebut dilakukan setelah Korut mengklaim telah melakukan uji coba pertama rudal balistik antar benua (Intercontinental Ballistic Missile/ICBM) awal bulan ini, dan mengatakan telah menguasai teknologi untuk memasang hulu ledak nuklir di rudal tersebut. Namun, Korea Selatan dan Amerika Serikat, sekutu utamanya, membantah klaim tersebut.

"Pembicaraan dan kerja sama antara kedua Korea untuk mengurangi ketegangan dan membawa perdamaian di semenanjung Korea akan berperan penting untuk mendorong siklus saling menguntungkan bagi hubungan kedua negara serta masalah nuklir Korut," ujar Menteri Unifikasi Selatan Cho Myoung-gyon, seperti dikutip Reuters.

Kementerian pertahanan Korsel mengusulkan pembicaraan dengan Korut pada 21 Juli di Tongilgak untuk menghentikan semua kegiatan yang memicu ketegangan di perbatasan.

Tongilgak adalah sebuah bangunan milik Korut di desa gencatan senjata Panmunjom di perbatasan yang digunakan untuk pembicaraan antar Korea sebelumnya. Perundingan terakhir diadakan pada bulan Desember 2015.

Cho juga mendesak pemulihan jalur komunikasi militer dan pemerintah di sepanjang perbatasan, yang telah diputuskan oleh Korut tahun lalu sebagai tanggapan terhadap Korsel yang memberlakukan sanksi ekonomi setelah melakukan uji coba nuklir. Secara keseluruhan, Korut telah melakukan lima uji coba nuklir dan sejumlah uji coba rudal.

Usulan dialog tersebut muncul setelah Moon mengatakan pada KTT G20 di Hamburg awal bulan ini bahwa dia mendukung dialog dengan Korsel meskipun ada "provokasi nuklir" dari uji coba rudal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper