Kabar24.com, JAKARTA -- Juru bicara Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan polisi sedang menyelidiki keterkaitan ancaman teror di Kepolisian Sektor Kebayoran Lama dan penyerangan anggota Brimob di Masjid Fatahelan, Jakarta Selatan. Polisi sedang berfokus untuk mengumpulkan bukti keterkaitan tersebut.
Menurut Setyo Wasisto, kesimpulan terhadap dua aksi teror itu dibuat dari bukti-bukti yang terkumpul.
"Kami belum bisa memastikan apakah itu ada hubungannya atau tidak," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (5/7/2017).
Setyo menjelaskan ada perubahan pola aksi teror yang dilakukan oleh kelompok teroris. Ia mencontohkan aksi teror yang dilakukan secara terorganisasi oleh kelompok Jemaah Islamiyah.
"Sekarang ini sudah mulai ada yang disebut dengan leaderless terorism," ujar Setyo.
Setidaknya terjadi dua kali aksi teror yang menyerang anggota kepolisian. Sebelumnya, peristiwa teror di Polda Sumatera Utara terjadi pada 25 Juni 2017. Serangan yang terjadi pada dinihari itu menewaskan anggota pelayanan Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara Ajun Inspektur Satu Martua Sigalingging.
Baca Juga
Tak lama berselang, dua anggota Brimob ditusuk seorang pria diduga bernama Mulyadi, 28 tahun, di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan, Jumat, 30 Juni 2017. Kepolisian menembak pelaku penusukan tersebut. Terakhir, sebuah bendera diduga berlambang ISIS dan surat ancaman terhadap kepolisian dan TNI ditemukan di Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Kepolisian, kata Setyo Wasisto, masih menyelidiki adanya bendera ISIS dan ancaman teror di Kepolisian Sektor Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Setyo menuturkan polisi sedang berfokus untuk mengungkap pemilik bendera tersebut melalui penyelidikan CCTV di sekitar area tersebut.