Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dinilai Sukses, Satgas Pangan Lanjutkan Tugas. Beras Jadi Fokus Utama

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan, selain menjaga disparitas harga atau margin antara petani dengan distributor, menjaga keuntungan petani juga menjadi hal penting guna mewujudkan kestabilan pangan di Indonesia.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kiri) bersama Menteri BUMN Rini Soemarno (tengah), Direktur Utama BNI Achmad Baiquni (ketiga kanan), Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati (kanan) dan Bupati Sumenep KH A Busyro Karim (ketiga kiri) secara simbolis menyalurkan Kartu Tani di Sumenep, Jawa Timur, Selasa (6/6). BNI siap menerbitkan sekitar 1,3 juta Kartu Tani untuk petani di Jawa Timur yang merupakan penerima manfaat dari subsidi pupuk. Sampai saat ini, BNI telah
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kiri) bersama Menteri BUMN Rini Soemarno (tengah), Direktur Utama BNI Achmad Baiquni (ketiga kanan), Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati (kanan) dan Bupati Sumenep KH A Busyro Karim (ketiga kiri) secara simbolis menyalurkan Kartu Tani di Sumenep, Jawa Timur, Selasa (6/6). BNI siap menerbitkan sekitar 1,3 juta Kartu Tani untuk petani di Jawa Timur yang merupakan penerima manfaat dari subsidi pupuk. Sampai saat ini, BNI telah

Disparitas Harga

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan, selain menjaga disparitas harga atau margin antara petani dengan distributor, menjaga keuntungan petani juga menjadi hal penting guna mewujudkan kestabilan pangan di Indonesia.

Amran mengatakan, untuk tetap menjaga pasokan pangan, khususnya beras,petani harus tetap untung, sehingga mereka bisa tetap berproduksi. Dengan demikian, kebutuhan akan beras tidak akan memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Mentan mencontohkan perlakuan yang diterapkan pada komoditas jagung. Pasca persetujuan pemerintah untuk menetapkan aturan terkait harga terendah, Indonesia bisa berhenti mengimpor jagung.

“Ini kita akan geser, petaninya bagaimana bisa untung. Ini perintah bapak presiden.Seperti jagung. Presiden dalam kunjungan ke Dompu melihat petani rugi harga jagungnya hanya Rp1.500-Rp1.000 beloau katakan solusinya apa?”

“Kami katakan harus ada harg terendah. Tahun lalu keluar Perpres harganya 3.150 [per kilogram]. Kita beri ruang petani untung, kalau petani untung, dia tidak terlalu mengharpakan APBN, dia akan berproduksi. Yang terjadi hari ini,biasanya bulan Juli kita impor 2 juta ton jagung, tahun lalu kita estimasi impor 4 juta [ton], Juli impor kita nol. Ini sudah ada di depan mata kita, kita telah buktikan bahwa kita bisa,”jelas Amran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Sebelumnya
212 Kasus
Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper