Bisnis.com, SEMARANG—BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Tengah dan DIY menargetkan dapat menghimpun iuran hingga Rp2,68 triliun tahun ini dengan keanggotaan aktif mencapai 773.623 tenaga kerja.
Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jawa Tengah dan DIY Irum Ismantara mengatakan pihaknya optimistis merealisasikan target tersebut meskipun pencapaian kinerja periode Januari-Mei 2017 masih di bawah 40%.
Mengutip data BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Tengah dan DIY, hingga Mei lalu jumlah iuran yang terkumpul baru Rp1,05 triliun atau 39,16% dari target. Adapun tenaga kerja yang menjadi peserta hingga Mei 2017 tercatat 220.780 orang atau 28,5% dari target.
“Untuk itu pada semester II/2017 kami akan melakukan rencana strategis untuk merealisasikan target tersebut,” ujarnya.
Rencana strategis tersebut seperti melakukan koordinasi dengan lembaga terkait diantaranya dinas tenaga kerja. Hal ini berkaitan dengan optimalisasi perlindungan tenaga kerja di tingkat provinsi, kabupaten dan kota.
Hal itu pun akan ditindaklanjuti dengan sosialisasi kepada PJTKI untuk memberikan perlindungan berupa jaminan sosial kepada tenaga kerja Indonesia. Menurutnya, bulan depan Kementerian ketenagakerjaan Indonesia akan merilis regulasi baru terkait jaminan sosial.
Baca Juga
“Jadi para TKI itu nantinya akan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sehingga mereka punya jaminan sosial. Selain itu, rencana strategis lain adalah perlindungan perangkat desa, beasiswa bagi puta putrid peserta yang mengalami risiko pekerjaan,” ujarnya.
Adapun jumlah perusahaan di jateng dan DIY yang hingga Mei sudah mendaftar di BPJS Ketenagakerjaan tercatat mencapai 5.095 instans. Jumlah itu 29,56% dari target tahun ini yang sebanyak 17.239 perusahaan.
Di sisi lain, Irum pun menyebut hingga Mei 2017 pihaknya sudah membayar 108.174 klaim dengan nominal mencapai Rp715,72 miliar. Dia mengklaim jumlah itu menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sebelumnya, secara nasional target iuran yang ingin dihimpum BPJS Ketenagakerjaan hingga akhir 2017 mencapai Rp297 triliun. Hingga Mei lalu, dana yang terhimpun sudah mencapai Rp271 triliun.