Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bongkar Muat Petikemas di Semarang Meningkat

PT Pelabuhan Indonesia III menargetkan volume bongkar muat di Terminal Petikemas Semarang tumbuh sekitar 10% tahun ini dibandingkan dengan realisasi tahun lalu
Peti kemas/Bisnis.com
Peti kemas/Bisnis.com

Bisnis.com, SEMARANG — PT Pelabuhan Indonesia III menargetkan volume bongkar muat di Terminal Petikemas Semarang tumbuh sekitar 10% tahun ini dibandingkan dengan realisasi tahun lalu.

General Manager Terminal Petikemas Semarang (TPKS) Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Erry Akbar Panggabean mengatakan target persentase pertumbuhan itu naik bertahap setiap tahun. Pada tahun lalu volume bongkar muat naik 5% dibandingkan dengan realisasi 2015 menjadi 615.000 teus.

Tahun ini pihaknya menargetkan 670.000 teus. Adapun kapasitas TPKS menurutnya mencapai 800.000 teus per tahun.

“Sekarang Juni baru pertengahan tahun sudah sekitar 360.000 teus atau lebih dari 50% dari target tahun ini. Setiap tahun kami mengalami pertumbuhan sehingga optimistis tahun ini pun target akan kembali tercapai,” katanya belum lama ini.

Dia menyebut, peningkatan sudah mulai terlihat sejak April yang bertumbuh di atas 5% menjadi rata-rata 65.000 teus hingga 70.000 teus per bulan atau sekitar 5.000 teus hingga 7.000 teus per hari. Sebelumnya, volume bongkar muat awal tahun sempat menurun.

Hal itu dikarenakan adanya momen tahun baru masehi dan perayaan tahun baru Cina. Menjelang Lebaran, dia mengakui jumlahnya kembali melonjak dan bisa di atas 7.000 teus per hari. Di sisi lain, saat ini tiga dermaga Pelabuhan Tanjung Perak bisa melayani hingga empat kapal per hari dengan panjang 200 meter lebih setiap kapalnya.

Dengan peningkatan tersebut, lanjut dia, okupansi penumpukan di tiga lapangan TPKS saat ini mencapai rata-rata 65%. Saat normal, tingkat rata-rata okupansi hanya mencapai 40%. Menurutnya pertumbuhan okupansi yang tinggi pun terjadi karena ada pemeriksaan yang ketat dari Dirjen Bea Cukai pada jalur merah.

“Okupansi cukup tinggi karena pemerikasaan oleh pihak Bea Cukai untuk jalur merah dengan kenaikan 300% karena memang ada pengetatan dan pemeriksaan khusus untuk keamanan sehingga kami sekarang menggunakan tiga lapangan. Untuk jalur merah bahkan isian sudah 100% kalau jalur hijau lebih cepat pegeluaran barangnya,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya mengimbau para importir untuk cepat mengeluarkan barangnya dari terminal peti kemas karena ada pembatasan 5 atau 7 hari sebelum Lebaran truk sudah tidak boleh jalan. Berkaca dari tahun sebelumnya memang para importer lebih senang menitip barangnya di TPKS.

Ditanyai terkait dweeling time dia mengklaim rata-rata sudah bisa 4,6 hari hingga 5 hari. Erry mengatakan sulit mencapai 3 hari karena dweeling time itu menghitung jalur merah, kuning, dan hijau. Kendati demikian, proses dweeling timetersebut sudah bisa ditekan di bawah tahun lalu dengan rata-rata hingga 8 hari.

Dia mencontohkan,pada Januari 2016 rata-rata dweeling time mencapai 8,87 hari, sedangkan Januari 2017 hanya 5,76 hari. Pada Februari 2016 mencapai 7,45 hari dan Februari tahun ini sudah bisa ditekan menjadi 5,32 hari. Bahkan Maret tahun ini turun sampai 4,67 hari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper