Kabar24.com, JAKARTA -- Sekelompok mahasiswa Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan insektisida dari cicak.
Mahasiswa tersebut adalah Ahmad Firdaus, Ajeng Kurnia Dewi, Amalia Styaningrum, Ariska Nugreheni dan Ernita Rahmawati yang sedang melakukan Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) 2017.
Ahmad Firdaus, salah satu anggota kelompok mengatakan pengembangan insektisida cicak tersebut dilakukan melalui proses isolasi enzim kitinase dari bakteri yang tumbuh dalam pencernaan cicak.
Setelah itu, bakteri yang telah dibiakan tersebut akan melalui beberapa uji seperti kitilonitik yaitu untuk mengetahui kemampuan bakteri dapat menghancurkan kitin yang merupakan komponen penyusun kulit serangga.
"Enzim kitinase yang terdapat pada pencernaan cicak merupakan target utama sebagai bahan baku bioinsektisida," ujar Ahmad Fidaus dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Rabu (7/6/2017).
Ahmad Firdaus mengatakan, latar belakang penelitannya setelah mengetahui bahwa cicak memakan mangsanya secara utuh, maka bakteri yang terdapat pada pencernaan cicak berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pestisida biologi terhadap hama.
Baca Juga
Hama dan vektor penyakit dapat menjadi salah satu penghambat dalam peningkatan produksi hasil pertanian. Hama yang terdapat di Indonesia pada umumnya berupa serangga seperti wereng, belalang, tungau, ulat, kumbang dan lain sebagainya.
Hama yang diuji pada penelitian ini yaitu hama wereng batang cokelat yang seringkali mengganggu hasil pertanian dan dapat menyerang secara luas, sehingga dapat merugikan petani secara ekonomi.
Pengendalian hama pada umumnya menggunakan insektisida kimia, apabila dilakukan secara berlebihan dapat menyebabkan dampak yang merugikan, seperti terjadinya kekebalan terhadap hama sasaran, merusak lingkungan, bahkan mengganggu keseimbangan ekosistem.
Efek lain dari insektisida kimia ini dapat menurunkan kesehatan para petani yang menggunakannya. Oleh karena itu, pengembangan insektisida yang aman bagi penggunanya dan efektif terhadap hama sasaran sangat diperlukan.
"Dengan penelitian ini diharapkan mengurangi tingkat kerugian hasil produksi petani di Indonesia," katanya.