Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS DIPLOMATIK QATAR : Presiden Turki Tak Setuju Qatar Diberi Sanksi

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (6/6/2017) menyampaikan ketidak-setujuannya terhadap sanksi yang dijatuhkan atas Qatar setelah hubungan diplomatik antara beberapa negara Arab dan Qatar memburuk.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters

Kabar24.com, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (6/6/2017) menyampaikan ketidak-setujuannya terhadap sanksi yang dijatuhkan atas Qatar setelah hubungan diplomatik antara beberapa negara Arab dan Qatar memburuk.

"Saya ingin dengan jelas mengatakan bahwa kami tidak menyetujui sanksi atas Qatar," kata Erdogan, sebagaimana dikutip kantor berita resmi Turki, Anadolu Agency.

"Perkembangan ini, yang terjadi saat kita memerlukan solidaritas dan kerja sama lebih besar daripada sebelumnya, tidak bagus buat negara mana pun di wilayah ini," kata Erdogan dalam acara iftar (buka puasa) yang diselenggarakan di Ibu Kota Turki, Ankara, oleh Partai Pembangunan dan Keadilan, yang berkuasa di Turki.

Pada hari yang sama, Presiden Turki tersebut melanjutkan upayanya guna meredakan ketegangan setelah keputusan oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Yaman, Libya dan Maladewa untuk memutuskan hubungan dengan Qatar dengan tuduhan "Qatar mendukung terorisme".

Menurut beberapa sumber presiden, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Erdogan telah mengadakan pembicaraan telepon dengan beberapa pemimpin termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Raja Jordania Abdullah II dan Perdana Lebanon Saad Al-Hariri.

Perdana Menteri Binali Yildirim pada Senin (5/6/2017) mengatakan, Ankara berharap semua negara tersebut menciptakan penyelesaian melalui dialog dan ketenangan.

"Pemerintah Turki melanjutkan pekerjaannya di setiap tingkat," tambah Yildirim.

Sementara itu, Qatar telah menyampaikan kesediannya bagi upaya penengahan yang dapat menyelesaikan krisis diplomatik saat ini dengan semua negara tetangganya.

Perundingan

Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Ath-Thani, Selasa (6/6/2017), mengatakan Doha percaya krisis itu dapat diselesaikan "melalui perundingan".

Sheikh Tamim bin Hamad Ath-Thani mengatakan kepada televisi yang berpusat di Qatar, Al-Jazeera, Doha, menyampaikan penyesalan mengenai meningkatnya krisis, yang ia katakan tidak diperkirakan.

Menteri Luar Negeri Qatar itu juga menjelaskan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Ath-Thani, dijadwalkan berpidato kepada rakyatnya pada Selasa (6/6/2017), tapi pidato tersebut ditunda atas permintaan emir Kuwait, yang mengatakan lebih banyak waktu diperlukan untuk menyelesaikan krisis itu.

Kuwait telah mempertahankan hubungan dengan Doha dan menjadi alat dalam menyelesaikan krisis sebelumnya di Dunia Arab pada 2014. Saat itu, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain mengumumkan mereka akan menarik duta besar dari Qatar dengan alasan Doha mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

Menteri Luar Negeri Qatar tersebut menambahkan, Doha telah menjadi sasaran aksi media yang meningkat setelah peristiwa peretasan pada Mei. Saat itu, Pemerintah Qatar menyatakan Kantor Berita Resmi Qatar menyiarkan "pernyataan palsu" mengenai topik sensitif regional setelah diretas.

Qatar telah lama dituduh menaja terorisme. Negara tersebut telah menghadapi kecaman karena diduga mendukung kelompok perlawanan yang terlibat dalam perang di Suriah dan Iran, pesaing regional Arab Saudi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper