Bisnis.com, JAKARTA - Populeritas Joko Widodo, Presiden Indonesia saat ini, masih kinclong. Lantaran nama Jokowi tetap melampaui nama para calon lainnya a.l. dibanding Prabowo Subianto, yang dikalahkan Jokowi pada Pilpres 2014.
"Joko Widodo [Jokowi] masih unggul," tutur Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari di Jakarta, Selasa (6/6/2017) saat mengumumkan hasil survei yang digelar Indo Barometer di wilayah Jawa Barat.
Survei Indo Barometer ini dilaksanakan di 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, pada 17-23 Mei 2017. Dengan jumlah responden 800 orang yang berumur 17 tahun atau yang sudah menikah. Margin of error 3,46%, pada tingkat kepercayaan 95%.
Riset tersebut dilakukan di wilayah Jawa Barat, sebagai bagian dari riset tentang Pilgub Jabar yang akan berlangsung tahun depan. Menurut Qodari, hasil elektabilitas Jokowi yang melampaui Prabowo di Jabar itu merupakan kemajuan signifikan, mengingat pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi kalah telak dari Prabowo dengan perolehan suara 40% versus 60%.
M Qodari mengatakan, dari hasil survei yang dilakukan Indo Barometer, elektabilitas Joko Widodo unggul dibandingkan dengan beberapa kandidat presiden. "Dalam pertanyaan tertutup terhadap empat nama calon presiden, nama Presiden Joko Widodo unggul dengan tingkat elektabilitas 35,8%," ujarnya.
Sementara itu, Prabowo Subianto berada di bawah Joko Widodo dengan dukungan 29,5%, Anies Baswedan 1,5%, dan Agus Harymurti Yudhoyono 0,6%. "Sisanya belum memutuskan," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.
Lebih lanjut, Qodari menjelaskan jika dibandingkan dengan temuan survei pada 27 Februari 2017, Joko Widodo naik dari 30,3% ke 35,8% (naik 5,5%). Prabowo Subianto naik dari 26,3% ke 29,5% (naik 3,2%).
Baca Juga
- Jokowi Jadi Salah Satu Tokoh Terpopuler di Twitter
- JOKOWI: Janganlah Saling Menghujat, Fitnah dan Sebar Hoax
- Presiden Kembali Tegaskan Akan Gebuk Pelanggar Konstitusi
Qodari mengatakan, jika head to head antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto, Joko Widodo tetap mengungguli dengan dukungan 36,3%. Sementara Prabowo Subianto 31,5%.
Keunggulan ini tidak saja terekam dalam survei saat ini, tetapi juga pada survei Indo Barometer 27 Februari 2017. Saat itu, Jokowi sudah unggul dengan elektabilitas 32,4% dan Prabowo Subianto 30,9%.
"Dengan hasil survei seperti ini, setidaknya, mengubah peta pilpres pada 2014. Prabowo-Hatta saat itu unggul dengan perolehan suara 59,78% dan Jokowi-JK 40,22%," kata Qodari.
Sementara itu, Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham mengatakan salah satu dari lima permasalahan penting di Jawa Barat yakni masalah infraksturktur. Dalam skala nasional, hal itu sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi. "Itulah yang membuat elektabilitas Jokowi saat ini unggul dibanding Prabowo."
Qodari mengatakan ada lima permasalahan terpenting di tingkat provinsi menurut publik (pertanyaan terbuka) yang mencuat dalam survei yakni sulitnya lapangan pekerjaan (23,5%); mahalnya harga kebutuhan pokok (17,9%); kondisi jalan yang buruk (kurangnya perbaikan jalan) (12,9%); banyaknya warga yang miskin (11,3%); dan kemacetan (5,3%).
Ia lebih jauh mengatakan, kemenangan Anis-Sandi pada pilkada DKI Jakarta ternyata tidak begitu pengaruh terhadap elektabilitas Prabowo di Jawa barat.
Dulu diperkirakan kalau Anies-Sandi menang, maka elektabilitas Prabowo terdongkrak. Namun hasil survei mengatakan lain.