Bisnis.com, MALANG — Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menegaskan tekadnya untuk menggebuk pelanggar konstitusi, seperti PKI, jika memang ada.
Berbicara di Kajian Ramadan 1438 H Pimpinan Wilayah Jawa Timur di Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (3/6/2017), Jokowi menegaskan saat ini berkembang isu PKI bangkit. “Pertanyaannya di mana,” ujarnya.
Kontitusi sudah jelas, begitu juga dengan TAP MPR. Intinya, PKI dilarang di Indonesia. Dengan demikian, jika ada yang menyebut bahwa PKI bangkit, silahkan menunjukkan pada dirinya. “Tunjukkan pada saya. Saya akan gebuk,” ucapnya.
Isu PKI kemudian dikaitkan-kaitan dengan dirinya. Namun, setelah mengetahui fakta bahwa saat PKI dibubarkan, dirinya baru berumur 3 tahun, maka kemudian diarahkan ke orang tuanya. “Cek saja. Saat ini untuk mengecek data seseorang lebih mudah,” ujanrya.
Presiden juga menegaskan, kehidupan beragama di Indonesia diberi ruang yang sebesar-besarnya oleh negara.
Kesempatan itu idealnya dikembangkan untuk mengembangkan nilai-nilai persatuan, ukhuwah, seperti ukhuwah Islamiyah dan Wathaniyah, kebangsaan.
Hal-hal yang berkaitan dengan dengan nilai etika, budi pekerti, kesopanan, akal budi perlu dikembangkan dalam konteks beragama, berbangsa, dan berbegara.
Presiden juga mengingatkan, negara berkepentingan untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) karena sengitnya persaingan antarnegara.
Namun, pendidikan harus didasari pada nilai-nilai agama, etika, mental; uyang baik. “Percuma pandain jika nilai-nilai ini tidak ada,” ujarnya.
Presiden diingatkan Presiden Afghanistan Ashraf Gani terkait perlunya menjaga persatuan. Di Afghansitan, pernah ada perbedaan dua kelompok yang kemudian mengundang campur tangan negara asing.
Kelompok-kelompok di Afghanistan kemudian berkembang menjadi 40 dan semakin sulit untuk diselesaikan.
Karena itulah, Presiden Afghanistan mewanti-wanti dirinya agar hati-hati, jangan sampai terjadi gesekan sekecila apapun karena bisa berdsampak negatif pada persatuan.
Jima ada 1-4 kelompok yang mengganggu persatuan, maka menyelematan kepentingan 250 juta penduduk lebih utama. Menyelematkan yang lebih besar harus lebih diutamakan.
Dia juga diingatkan agar tidak ragu-ragu dalam bertindak tegas sebab jika dibiarkan maka persoalan lebih berkembang dan penyelesaiannya menjadi lebih rumit.
Presiden juga mengingatkan, Indonesia terlambat berkembang karena tersandera dengan isyu-isyu negatif seperti fitnah, saling menyalahkan, saling menjelekkan, saling mencaci, saling demo, dan saling menghujat. “Energi kita habis untuk hal-hal seperti itu,” ujarnya.
Ketua Umum Pimpunan Pusat Muhammadiyah Haidar Nashir menegaskan ada hikmah puasa yang positif untuk dikembangkan sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sikap positif itu, muraqqobah, dekat dengan Tuhan. Dengan merasa dekat dengan Tuhan maka orang akan terhindar dari berbuat dosa seperti korupsi karena merasa diawasi Sang Pencipta, Rifah menjadi pemaaaf, dan ukhuwah menjaga persantuan dan berbagi.