Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tarik AS Dari Kesepakatan Iklim Paris: Jepang Marah, Anggap Amerika Abaikan Kemanusiaan

Jepang, salah satu negara dengan tingkat polusi tertinggi di dunia, hari ini memutuskan untuk tetap berkomitmen terhadap upaya-upaya mengatasi pemanasan global.
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA – Jepang, salah satu negara dengan tingkat polusi tertinggi di dunia, hari ini menegaskan untuk tetap berkomitmen terhadap upaya-upaya mengatasi pemanasan global.

Pernyataan ini diberikan Jepang kendati Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan menarik AS dari kesepakatan Paris tentang perubahan iklim.

Keterlibatan Jepang dengan seluruh dunia atas isu perubahan iklim dinilai sangat penting mengingat kontribusi Negeri Sakura ini terhadap emisi karbon.

Sementara China menjadi negara penghasil polusi terbesar di dunia dalam hal banyaknya kadar karbon dioksida yang dihasilkan secara absolut, Jepang adalah emitor terbesar ketiga pada basis per kapita, di belakang AS dan Rusia.

“Jepang percaya bahwa kepemimpinan negara-negara maju menjadi sangat penting, dan implementasi yang kuat untuk Perjanjian Paris sangatlah penting dalam hal ini. Diperlukan upaya bersama oleh seluruh masyarakat internasional untuk [mengatasi] perubahan iklim,” jelas Kementerian Luar Negeri Jepang dalam sebuah email, dikutip Bloomberg, Jumat (2/6/2017).

Menteri lingkungan Jepang, Koichi Yamamoto, bahkan memberi pernyataan lebih dalam. Kepada sejumlah awak media pagi ini, ia mengungkapkan kekecewaan yang besar terhadap keputusan Trump, sambil menambahkan bahwa negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut tetap berkomitmen kepada isi kesepakatan.

“Keputusan Trump untuk keluar dari [kesepakatan] Paris sama saja dengan mengabaikan kebijaksanaan kemanusiaan setelah kita membuat begitu banyak kemajuan. Merasa dikecewakan, saya marah,” kata Yamamoto.

Kesepakatan iklim Paris yang tercapai pada Desember 2015 mengakui ancaman perubahan iklim serta menetapkan langkah-langkah untuk membatasi kenaikan suhu global.

Kesepakatan itu mengikat AS dan 187 negara lainnya untuk menjaga kenaikan temperatur global di bawah 2 derajat celcius serta berupaya membatasinya di 1,5 derajat celcius.

Namun pada Kamis (1/6) waktu setempat di Gedung Putih, Trump mengumumkan keputusannya menarik AS dari kesepakatan itu.

Ia berpendapat bahwa pakta tersebut menguntungkan negara-negara lain dengan mengorbankan dunia usaha dan pekerja AS. Kesepakatan itu diklaim akan menelan biaya sebesar US$3 triliun dalam PDB serta menghilangkan sekitar 6,5 juta pekerjaan.

Dalam pidatonya, Trump mengatakan siap untuk menegosiasikan kesepakatan baru atau kembali memasukkan kesepakatan itu dengan persyaratan yang lebih dapat diterima.

“Langkah-langkah perubahan iklim yang dilakukan oleh AS, emitor terbesar kedua di dunia, sangat penting. Kami ingin AS untuk terus memenuhi tanggung jawabnya di masyarakat internasional. Jepang seharusnya terus menyerukan AS sambil tetap menjalin kerja sama yang erat dengan masyarakat internasional,” ujar Sadayuki Sakakibara, ketua organisasi bisnis Jepang, Keidanren.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper