Kabar24.com, JAKARTA – Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) telah menunjuk mantan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) Robert Mueller sebagai penasihat khusus untuk mengawasi penyelidikan FBI terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016.
Penunjukan Mueller diumumkan tak lama setelah tersiar kabar bahwa Presiden Donald Trump pernah meminta mantan Direktur FBI James Comey untuk menghentikan penyelidikan FBI terkait kemungkinan persekongkolan mantan penasehat keamanan nasional AS, Michael Flynn, dengan Rusia.
Trump sendiri secara tak terduga telah memecat Comey dari posisinya sebagai Direktur FBI pada 9 Mei.
Mueller juga ditugasi untuk mengawasi penyelidikan atas kemungkinan kolusi oleh tim kampanye Trump serta untuk mengusut kejahatan federal yang ditemukan.
Dilansir Bloomberg, Kamis (18/5/2017), seorang pejabat Gedung Putih mengungkapkan bahwa Trump diberitahu tentang penunjukan itu hanya sekitar 25 menit sebelum dipublikasikan secara luas dan setelah perintah penunjukan ditandatangani oleh Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein.
Rosenstein menginformasikan hal tersebut kepada penasihat Gedung Putih Don McGahn yang kemudian diteruskan kepada Trump.
Baca Juga
Trump dan kepala staf Gedung Putih Reince Priebus mengatakan kepada staf senior yang berkumpul di Ruang Oval bahwa segala hal terkait penyelidikan FBI saat ini berada di tangan Mueller dan pihaknya dapat kembali merencanakan agenda Trump.
"Seperti yang telah saya nyatakan berkali-kali, penyelidikan menyeluruh akan menjernihkan apa yang sudah kita ketahui, bahwa tidak ada kolusi antara tim kampanye saya dan entitas asing lainnya. Saya berharap permasalahan ini bisa diselesaikan dengan cepat,” kata Trump dalam suatu pernyataan singkat.
Penunjukan Mueller sebagai penasihat khusus diambil seiring gencarnya desakan oleh banyak pihak di kongres untuk membentuk penyelidikan atas kemungkinan intervensi Rusia menyusul kisruh politik pasca pemecatan Comey oleh Trump.
Dalam pernyataannya, Rosenstein menegaskan bahwa keputusan yang dibuatnya tidak berarti telah terjadi suatu tindak kejahatan maupun tuntutan hukum.
“Saya tidak memiliki tekad seperti itu. Apa yang saya tentukan berdasarkan keadaan khusus, dimana kepentingan umum mengharuskan saya untuk menempatkan penyelidikan ini di bawah wewenang seseorang yang memiliki tingkat independensi dari rangkaian komando normal,” ujarnya.
Rosenstein mengeluarkan perintah yang memberi kuasa pada Mueller untuk melakukan penyelidikan terhadap dugaan campur tangan Rusia, termasuk hubungan dan/atau koordinasi antara pemerintah Rusia dan individu yang terkait dengan kampanye Presiden Donald Trump.
“Saya terima tanggung jawab ini dan akan melaksanakannya sebaik mungkin,” ujar Mueller dalam pernyatannya.
Mueller, 72, bertindak sebagai Direktur FBI di bawah pemerintahan President George W. Bush and Barack Obama, sekaligus menjalani periode terlama sebagai pimpinan biro investigasi tersebut sejak J. Edgar Hoover. Baik kubu Demokrat dan Republik yang menduduki kursi di kongres AS memiliki pandangan yang baik tentangnya.
“Mueller adalah pilihan yang sangat baik. Mandat yang tanpa cela, sehingga dapat diterima secara luas,” ujar Ketua komite pengawasan dari partai Republik, Jason Chaffetz, dalam twitternya setelah penunjukan tersebut diumumkan.