Bisnis.com, JAKARTA - Membangun aliansi dan mencari mitra strategis merupakan dua hal yang dapat dilakukan untuk memenangkan persaingan di industri media saat ini.
Jurnalis senior Bambang Harymurti mengatakan kalau mau survive di era digitalisasi, industri media tidak bisa sendirian, harus mencari rekanan yang memiliki kemampuan pada bidang digital.
"Kita harus menggandeng pihak yang memiliki kemampuan dan ahli di situ, contohnya Washington Post yang menggandeng Amazon. Tak hanya itu, media harus mencari rekanan bisnis yang memiliki cukup dana untuk mengembangkannya. Ini bisnis "bakar uang", " ujarnya dalam rangkaian seminar World Press Freedom Day 2017, bertajuk Media Management Workshop: Quality Journalism for Sustainability Business of The Press, Selasa (2/5).
Menurutnya, media cetak saat ini dihadapkan pada persoalan penurunan pendapatan baik di iklan maupun sirkulasi. Di sisi lain, media digital terus berkembang dengan menawarkan kemudahan mengakses informasi dan murah.
Kondisi ini, lanjutnya, harus disiasati dengan berbagai langkah strategis. Dia mencontohkan aliansi yang telah dilakukan oleh Tempo dengan menggandeng Bisnis Indonesia. "Tiba-tiba kami bisa mendapatkan 500 berita bisnis setiap harinya tanpa harus mengeluarkan biaya. Hal serupa juga didapatkan oleh Bisnis yang mendapatkan berita-berita nonbisnis. Ini win-win, namanya."
Ndang Sutisna, Direktur Eksekutif First Position menambahkan untuk memenangkan persaingan, pelaku industri media harus kreatif menciptakan produk-produk baru. "Tidak masalah itu apakah cetak atau digital. Bila kreatif, maka iklan insya Allah juga bakal sustain."
Baca Juga
Menurutnya, pelaku dapat mengambil keuntungan dari digitalisasi ini dengan mengolaborasikan media cetak dan digital agar mendapatkan iklan sekaligus bersamaan. Saat ini sudah banyak yang menikmatinya. "Untuk itu, pelaku harus kreatif."