BISNIS.COM, JAKARTA - Berikut ini adalah ringkasan headlines BISNIS INDONESIA edisi cetak Jumat, 28 April 2017. Untuk menyimak lebih lanjut, silahkan kunjungi http://epaper.bisnis.com/
Dominasi sektor perdagangan di dalam struktur perekonomian RI pada dua dekade terakhir ternyata belum bergeser. Selain itu, konsentrasi perusahaan di Pulau Jawa juga relatif tidak berubah.
Agenda pemangkasan produksi komoditas yang disuarakan sejak awal 2016 mulai membuahkan hasil. Kini, harga bersiap menanjak setelah mengalami tren menurun sejak 2 tahun terakhir.
Kawasan Balai Sidang Senayan dan seputarannya untuk beberapa hari mendatang— sejak dua hari silam— dipastikan padat sepadat-padatnya, baik oleh kendaraan maupun manusia. Ini sudah menjadi ritual tahunan, seiring digelarnya Inacraft yang merupakan pameran dan bursa kerajinan terbesar di negeri ini.
It is old but not obsolete, mungkin tepat untuk menggambarkan eksistensi dan pentingnya kebijakan Giro Wajib Mi nimum (GWM). Meski termasuk instrumen tua, GWM masih relevan. Dalam kerangka Inflation Targeting Framework (ITF) yang berbasis suku bunga, pengelolaan kuantitas uang melalui GWM tetap di perlukan, bahkan memperkuat kebijakan suku bunga.
DODY BUDI WALUYO, Asisten Gubernur Bank Indonesia
Risiko kredit perbankan pada kuartal I/2017 sudah mulai menunjukkan arah perbaikan.
Kenaikan harga komoditas diprediksi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mendekati 5,1% pada kuartal I tahun ini sekaligus membuka kesempatan pencapaian target pertumbuhan produk domestik bruto dalam APBN 2017.
Lagi-lagi, Presiden AS Donald Trump gagal memenuhi ekspektasi masyarakat. Jangankan memperjelas kebijakan pajaknya, Trump dan kabinetnya justru membuat pasar semakin bingung dengan arah kebijakannya.
Minimnya akses atau jaringan pengusaha antardaerah diyakini masih menjadi kendala pengembangan daya saing para pengusaha di daerah, khususnya di Jawa Barat. Sebagian pengusaha mulai membangun sinergi di antaranya membentuk Jaringan Pengusaha Nasional.
Fireworks Ventures Limited menegaskan pihaknya adalah kreditur tunggal PT Geria Wijaya Prestige (GWP) setelah menerima pengalihan piutang dari PT Millenium Atlantic Securities pada 2004.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel