Bisnis.com, JAKARTA -- HSBC Holding Plc. telah resmi ditunjuk sebagai adviser dalam proses penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) perusahaan minyak nasional Arab Saudi Aramco, yang diperkirakan bakal menjadi IPO terbesar yang pernah ada.
Bank terbesar di Eropa ini bersama dengan bank besar lainnya, termasuk JPMorgan Chase & Co serta Morgan Stanley, dalam proses ini diperkirakan dapat meraih dana senilai US$100 miliar. Proses IPO ini juga menjadi inti dari strategi ambisius pemerintah Saudi untuk melakukan diversifikasi dari minyak
Chief Executive HSBC Stuart Gulliver mengumumkan penunjukan HSBC pada kesepakatan yang berlangsung di Hong Kong, mengkonfirmasi pemberitaan di Februari bahwa bank ini hampir mendapatkan mandat pada proses tersebut.
Gulliver juga menyatakan pihaknya optimistis bisa mempertahankan pembayaran dividen di masa yang akan datang dan berharap untuk dapat meningkatkan aset tertimbang risiko dan mencapai target efisiensi, katanya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (25/4/2017).
Terlepas dari tekanan dalam menghasilkan laba, HSBC telah mempertahankan besaran dividen pada level yang lebih tinggi dalam beberapa tahun terakhir, di saat bank-bank yang setara, seperti Standard Chartered menahan pembayaran dividen di tahun lalu.
HSBC sepertinya juga harus memindahkan kantor pusatnya dari Inggris ke Paris, tergantung bagaimana perundingan Inggris dengan Uni Eropa, kata Group Chairman HSBC Holdings Douglas Flint menambahkan.
Pada bulan lalu, HSBC menunjuk bos AIA Group Mark Tucker sebagai chairman baru, menggantikan Flint, yang kepergiannya akan mengakhiri salah satu pengabdian terlama di bank raksasa global. Gulliver juga akan mengakhiri masa jabatan pada 2018, dan menjadi salah satu tugas utama yang akan dihadapi Tucker segera setelah mendapatkan jabatan baru di Oktober, yaitu memilih seorang chief executive untuk HSBC.