Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pencurian Terus Terulang

Suara Sri Mekka terdengar lelah saat dihubungi Bisnis. Dari ujung sambungan telepon, Kepala UPT Museum dan Taman Budaya Provinsi Riau itu mengeluhkan hari-harinya yang terasa lebih berat belakangan ini.

Suara Sri Mekka terdengar lelah saat dihubungi Bisnis. Dari ujung sambungan telepon, Kepala UPT Museum dan Taman Budaya Provinsi Riau itu mengeluhkan hari-harinya yang terasa lebih berat belakangan ini.

Wajar saja, Museum Sang Nila yang berada di bawah komandonya itu telah kehilangan delapan koleksi berharga pekan lalu.

“Saya capek ditanya terus. Semua sudah kami serahkan ke pihak kepolisian untuk mengusutnya,” tuturnya, Kamis (30/3).

Apa yang terjadi di Museum Sang Nila memang menggemaskan. Sri menceritakan pencurian koleksi museum terjadi sebanyak dua kali.

Awalnya sekitar akhir Februari, petugas menemukan ada tujuh koleksi yang raib dari gudang penyimpanan.

Ketujuh benda antik tersebut terdiri atas tiga keris melayu, satu pedang melayu sondang, satu piring seladon emas, satu kendi VOC, dan sebuah kendi janggut.

Kasus kehilangan kembali terjadi sekitar 2 pekan kemudian. Pagi itu, tepat 13 Maret, seorang petugas kebersihan menemukan isi sebuah lemari kaca yang biasanya terdapat keris melayu sudah kosong melompong.

Setelah kehilangan kedua itulah Sri Mekka akhirnya melaporkannya ke pihak kepolisian. Kasus kehilangan koleksi museum itu bukanlah kali ini saja terjadi. Bahkan, sekaliber Museum Nasional pun pernah mengalaminya.

Saat itu awal September 2013 diketahui empat artefak emas peninggalan Kerajaan Mataram Kuno lenyap dari penyimpanan.

Kendati telah menyedot perhatian banyak pihak, hingga saat ini koleksi yang hilang tersebut belum ditemukan.

Jika dirunut ke belakang, kasus pencurian koleksi museum lebih memprihatinkan. Pada 2010 misalnya, 75 artefak emas yang disimpan di Museum Sonobudoyo hilang tanpa jejak.

Belum tuntas kasus kehilangan yang sebelumnya, kini justru muncul kasus anyar di Pekanbaru. Tidak mudah memang menjaga museum tetap aman dari tangan para kriminal.

Sebagai lokasi penyimpanan benda-benda sejarah, koleksi museum begitu berharga hingga menarik minat para kolektor. Sayangnya, sebagian besar kondisi museum di Indonesia justru memprihatinkan.

Hal ini bahkan diakui oleh Harry Widianto, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dia menuturkan, terdapat 430 museum di Indonesia, tetapi hanya 30% di antaranya yang masuk kategori museum tipe A.

“Jadi kami mengklasifi kasikan ada museum tipe C yang memiliki syarat minimal yaitu lokasi, koleksi, sumber daya, dan dana. Serta ada museum tipe A yang juga memiliki jaringan dan manajemen yang baik,” tuturnya kepada Bisnis.

Ratusan museum tersebut tidak seluruhnya dimiliki oleh kementerian. Hanya tujuh di antaranya yang berada di bawah kewenangan langsung pemerintah pusat. Adapun sisanya merupakan milik pemerintah daerah dan swasta.

PENGELOLAAN

Persoalannya, tidak banyak pemerintah daerah yang memiliki dana besar untuk mengelola museum. Apalagi menurutnya, museum belum dilihat sebagai aspek yang bisa mendatangkan asupan kas daerah.

“Justru biasanya museum yang dikelola swasta lebih bagus,” kata Harry.

Pemerintah sebenarnya sudah memiliki instrumen hukum yang tegas tentang keamanan museum.

Sejarahwan Asep Kambali menuturkan, hal ini diatur dalam UU Cagar Budaya No. 11/2010 serta PP No. 66/2015 tentang Museum.

Menurutnya, pengamanan museum merupakan tanggung jawab kepala museum, termasuk jika ada kasus kehilangan.

“Sayangnya tidak ada sanksi bagi kepala museum dalam PP tersebut,” tuturnya.

Asep mengaku geram dengan kasus pencurian koleksi yang terus berulang dan tidak pernah ada tindak lanjutnya.

Dia bahkan menuding ada keterlibatan orang dalam pada kasus ini. Terkait tudingan tersebut, Sang Mekka tidak mau berspekulasi.

“Saya tidak mau menuduh. Serahkan saja pada pihak kepolisian,” tuturnya.

Sebaliknya, Harry tidak menampik adanya kemungkinan tersebut. Dari laporan yang dia terima, tujuh koleksi museum yang hilang berada di gudang penyimpanan yang terkunci.

Namun, tidak ada tandatanda kerusakan pada kunci tersebut saat koleksi raib.

“Akhirnya memang muncul dugaan kalau ada orang dalam,” ujarnya.

Guna mengatasi kasus kehilangan koleksi museum, Kemendikbud sebenarnya telah meneken nota kesepahaman dengan pihak Bea Cukai dan Kepolisian.

Harapannya, barang-barang yang dicuri tidak diselundupkan ke luar negeri karena harus melewati adangan ketat Bea Cukai.

Namun, Harry tidak memungkiri jika kemungkinan koleksi-koleksi tersebut lolos ke luar negeri tetap tinggi.

Pasalnya, terdapat banyak sekali blank spot di sekitar perbatasan yang bisa dimanfaatkan para penyelundup.

Dari Pekanbaru, Sri Mekka memang masih optimistis koleksi benda berharga milik museum bisa ditemukan.

Namun belajar dari kasus serupa yang pernah terjadi, harapan itu masih jauh panggang dari api.  

KOLEKSI MUSEUM Pencurian Terus Terulang


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bisnis Indonesia (1/4/2017)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper