Bisnis.com, PADANG—Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menjamin dukungan daerah untuk program akselerasi, sinergi dan inklusi (AKSI) Pangan yang diinisasi OJK, mengingat hampir setengah penduduk Sumbar bergerak di bidang pertanian.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyebutkan program tersebut akan berdampak langsung kepada masyarakat Sumbar yang sebagian besar bergerak di sektor pertanian untuk mengembangkan usaha produksinya.
“Dengan turunnya perbankan ke dunia pertanian akan berdampak langsung kepada masyarakat, program ini konkrit dan pemda akan mendukung penuh,” katanya, Sabtu (25/3/2016).
Irwan menuturkan sektor pertanian menyumbang 23,08% terhadap pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB) daerah itu. Sektor itu merupakan yang paling tinggi, diikuti kemudian oleh sektor perdagangan, dan transportasi dan pergudangan.
Dia menilai dengan semakin gencarnya perbankan ambil bagian menyalurkan kredit produktif ke sektor usaha produksi pertanian dan pangan, akan berkontribusi menciptakan kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Irwan menyebutkan sebelumnya pemda sudah berupaya meningkatkan pembiayaan ke sektor pertanian dan fasilitasi bank milik pemda berupa program kredit murah untuk ternak sapi, dan pengembangan sektor pertanian.
Dengan menjadi gerakan nasional dan diarahkan langsung oleh pemerintah, tentu penyaluran permodalan ke sektor usaha pertanian bakal meningkat.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengungkapkan melalui program AKSI pangan ditargetkan pembiayaan ke sektor tani, buruh dan hutan meningkat 14,12% menjadi Rp260 triliun tahun ini.
“Dari 19 bank yang menjadi mitra, targetnya kredit ke sektor pertanian, perburuhan, dan kehutanan bisa mencapai Rp260 triliun,” kata Muliaman.
Selain itu, perlindungan terhadap usaha tani ditargetkan meningkat 64,88% mencakup 1 juta hekater lahan pertanian dengan nilai perlindungan mencapai Rp180 miliar.
Kemduian, asuransi usaha ternak sapi dipatok naik hingga 238,42% mencakup 120.000 ekor ternak dengan nilai Rp27 miliar. Juga penjaminan kredit pertanian naik 6,42% menjadi Rp8,8 triliun, dan penjaminan KUR sektor pertanian naik 5,44% menjadi Rp9,9 triliun.
Dia mengharapkan program tersebut mampu meningkatkan eskalasi pembiayaan ke sektor pertanian, seperti program sebelumnya di sektor kemaritiman melalui program Jaring.
Adapun, untuk wilayah Sumbar sepanjang tahun lalu, Bank Indonesia setempat mencatatkan penyaluran kredit ke sektor pertanian mengalami perlambatan 5,3% pada kuartal IV 2016, jauh lebih rendah dari pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 15,3%.
Total penyaluran kredit ke sektor pertanian baru berkisar Rp4,76 triliun dengan porsi sektor itu terhadap total penyaluran kredit di Sumbar mencapai 17%.