Bisnis.com, PELALAWAN -- Perusahaan penyewaan alat berat asal Riau PT Nilo Engineering membeli 20 unit alat berat senilai Rp65 milar.
Husni Tamrin, CEO PT Nilo Engineering mengatakan dana itu diperoleh dari BNI Syariah dengan jaminan surat kontrak kerja. Masa Break Event Point ditargetkan selama 3 tahun.
"Alat berat ini langsung didatangkan dari pabriknya di Jepang. Sebelum alat berat tersebut dioperasikan, direksi akan melatih anggota baru untuk pengoperasian dan maintenance," kata Husni saat ditemui di Pelalawan, Riau, Rabu (7/3/2017).
Jenis-jenis alat berat tersebut antara laib ekscavator, dozer, bulldozer dan tractor dengan harga yang variatif, mulai dari Rp900 juta dan Rp3 miliar. Perusahaan tersebut akan menyewakan alat berat itu kepada rekanan tunggalnya PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), perusahaan kehutanan yang berada di Kabupaten Pelalawan dan beberapa kabupaten di Riau lainnya.
PT Nilo dan RAPP telah menandatangani kontrak kerja sama untuk kurun waktu tiga tahun. Husni mengakui mengangunkan kontrak kerja sama tersebut untuk pengucuran dana investasi dari BNI Syariah.
Husni mengatakan aset perusahaan tersebut terus menunjukkan pertumbuhan setiap tahunnya, semenjak berdiri pada tahun 2001. Husni mengakui aset PT Nilo Engineering telah mencapai Rp100 miliar saat ini.
"Beberapa aset lainnya berbentuk 10 unit truk, beberapa hektare perkebunan sawit dan lainnya. Kami juga mempekerjakan 3000 karyawan," ungkapnya.
Pengusaha kelahiran Desa Nilo, Pelalawan tersebut mengakui bahwa PT Nilo adalah perusahaan mitra binaan PT RAPP. Awalnya, perusahaan tersebut hanya bekerja di bidang pengangkutan sampah di komplek pabrik anak perusahaan APRIL grup itu.
RAPP terus menjalin kemitraan dengan PT Nilo dan mengembangkan usahanya menjadi jasa penyedia alat berat. Husni mengatakan perusahaan milik Sukanto Tanoto ini terus memberikan pembinaan dan bantuan secara profesional.
Sementara itu, Direktur PT RAPP Rudi Fajar menegaskan pihaknya terus menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan yang mereka bina, termasuk PT Nilo Engineering.
Selain itu, mereka juga membina beberapa UMKM diantaranya penyedia palet kayu (alat penumpuk kertas) dan penyewaan truk.
"Pembinaan kemitraan ini terus kita jalin melalui program community development. Saya berharap rekanan dan mitra binaan terus berkembang dan dapat menyalurkan kepada pihak lain, agar perusahaan dan UMKM Riau bisa berkembang," katanya.
Rudi Fajar mengatakan pembinanaan kepada mitra tersebut juga untuk mengangkat perekonomian Riau dan perekonomian nasional. RAPP mengklaim berkontribusi terhadap perekonomian nasional mencapai Rp557 triliun selama 15 tahun (1999-2014).
Rudi Fajar mengatakan data tersebut berdasarkan kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia. Sementara itu, anak perusahaan APRIL tersebut belum merilis pencapaian selama dua tahun terakhir.
“Ini pencapaian positif. Karena ekonomi sempat memburuk pada masa itu. Kami akan terus mempertahankan kontribusi ini," katanya.
Rudi menjelaskan selama 15 tahun beroperasi, RAPP telah berkontribusi meningkatkan penerimaan APBN sebesar Rp 2,45 triliun, berupa
penerimaan pajak Rp 1,92 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 530 miliar. Perusahaan juga berkontribusi menambah pendapatan daerah Riau Rp 758,59 miliar.
Produsen pulp dan kertas tersebut telah berkontribusi dalam pembentukan pendapatan rumah tangga sekitar Rp 33 triliun, atau setara 70,8% dari total pendapatan rumah tangga di Pelalawan.