Bisnis.com, BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana membendung ikan lele impor dari Malaysia yang masuk lewat Batam, Kepulauan Riau.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar Jafar Ismail mengatakan Batam menjadi prioritas karena dari sanalah gelontoran lele asal Malaysia masuk. Kebutuhan tinggi di Batam disiasati oleh importir dengan mendatangkan produksi dari sana.
“Selama ini kekurangannya dari Malaysia. Memang karena harganya lebih murah, dari Malaysia itu sampai di Batam bisa Rp11.000 per kilo,” katanya Minggu (5/3/2017).
Menurutnya, para petani di sana masih enggan mengambil lele dari Jawa mengingat tingginya ongkos kirim. Jafar menghitung, petani lokal di Batam baru bisa mendapat keuntungan dari lele lokal jika menjual dengan harga Rp20.000/kilo. “Potensi Batam belum tergarap, selama ini lele dipasok dari Jawa tapi ongkosnya terlalu jauh,” tuturnya.
Angka Produksi Lele Jabar
TAHUN | PRODUKSI (Ton) |
2015 | 409,590 |
2016 | 532,410 |
2017 | 692,170 |
Sumber: Diskanla Jabar, 2017
Upaya mengadang lele Malaysia menurutnya lewat rencana mengembangkan budidaya lele oleh para petani lokal asal Jabar. Tercatat ada 148.000 warga Jabar di Kepulauan Riau akan didorong untuk mulai membesarkan pasar lele ini. “Kami juga akan mengirim lele jenis unggul seperti lele mutiara dan sangkuriang,” katanya.
Pihaknya juga berencana mendatangkan tenaga untuk pelatihan budidaya Lele dan Nila sekitar empat bulan. “Tapi sebenarnya yang diperlukan itu satu bulan saja dalam bentuk pembenihan. Karena kalau sudah pendederan (penaburan benih, pengembangbiakan) kesana sudah mudah, sudah besar, dan paling memeriksa kualitas air dan pemberian pakan secara kontinu,”ujarnya.
Jafar menjamin pasokan lele dari Jabar sangat besar karena seluruh kabupaten/kota di Jabar punya potensi budidaya lele. Namun, yang paling terkenal yaitu dari Bogor, Sukabumi, Cirebon dan Indramayu. Pada 2017 pihaknya menargetkan produksi lele bisa meningkat hingga 692.170 ton. “Ada kenaikan dibanding 2016 lalu yang 500.000 ton,” pungkasnya.
Rencana ini disetujui Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. Menurutnya masyarakat Kepualauan Riau, khususnya Batam sangat gemar memakan ikan Lele. Namun, meski konsumsi ikan air tawar ini sangat tinggi, sehingga harus impor dari negeri tetangga, Malaysia, yang harganya jauh lebih murah. “Sementara karena alasan mahalnya biaya pengiriman, ikan Lele dari Pulau Jawa tersisihkan karena harganya yang lebih tinggi,” tuturnya.
Menurutnya , hal ini bisa menjadi peluang bagi masyarakat Jabar yang ada di Kota Batam dan Kepulauan Riau. Terlebih, Jawa Barat masih menjadi provinsi paling unggul dalam budidaya ikan air tawar.
“Ke depan tidak perlu impor dari Malaysia. Insya Allah orang Jabar yang ada di Kepri bisa menyediakan ikan Lele dan Nila untuk di Batam,” paparnya.
Pemprov Jawa Barat berkomitmen untuk membantu budidaya ikan ini. Dia membenarkan pihaknya akan membantu dalam hal training atau pelatihan hingga bantuan benih. “Tingginya minat masyarakat Kota Batam terhadap ikan lele dan nila bisa menjadi peluang ekonomi bagi warga asal Jabar. Ini kesempatan bagus dan kita siap bantu,” ungkapnya.